Tautan-tautan Akses

Peneliti Terus Pelajari Virus Zika, Berusaha Berantasnya


Seorang bayi yang lahir dengan mikrosepali yang diduga disebabkan oleh virus Zika.
Seorang bayi yang lahir dengan mikrosepali yang diduga disebabkan oleh virus Zika.

Nyamuk menyerang lagi. Wabah virus Zika adalah wabah yang menjadi berita besar terbaru yang dibawa oleh hama penggigit ini, tetapi para peneliti sedang melawannya dengan cara-cara baru untuk membatasinya.

Aedes aegypti, nyamuk demam kuning, telah membawa banyak penyakit, kata pakar serangga atau entomolog Grayson Brown dari Universitas Kentucky, yang dihubungi melalui Skype.

"Demam kuning, demam berdarah, chikungunya, dan sekarang virus Zika. Semua virus ini ditularkan oleh satu species nyamuk," kata Brown.

Nyamuk ini berkembang-biak dalam genangan air yang berhenti. Kota-kota tropis dihuni banyak nyamuk tersebut. Penyemprotan dengan insektisida dan pengosongan air tempat nyamuk berkembang biak dapat membantu, tetapi sering tidak memadai.

Oleh karena itu para peneliti sedang mencoba beberapa gagasan baru.

Bakteri alami bernama Wolbachia sedang digunakan oleh satu tim peneliti untuk meng-infeksi nyamuk.

Bakteri itu tidak membunuh nyamuk tersebut, tetapi membuatnya kurang berbahaya, menurut pakar genetika Universitas Kalifornia, Michael Turelli, yang berbicara melalui Skype.

"Kalau kita memberi makan nyamuk dengan darah pasien rumah sakit yang menderita demam berdarah, nyamuk itu tidak akan menularkan demam berdarah," kata Turelli.

Ketika seekor nyamuk menggigit penderita demam berdarah, virus demam berdarah memasuki usus serangga itu, mencetak atau memperbanyak dirinya, dan pergi ke kelenjar air-ludah di mana virus itu siap menyebar ketika nyamuk melakukan gigitan berikut.

Tidak jelas sebabnya, tetapi bakteri Wolbachia memperlambat atau menghentikan penyebaran virus demam berdarah ke kelenjar air ludah.

Dan Turelli mengatakan ini tampaknya juga terjadi pada virus Zika. "Penularan Zika sama sekali dihambat oleh bakteri Wolbachia," ujarnya.

Satu lagi pendekatan masuk lebih jauh ke dalam nyamuk Aedes aegypti. Sebuah perusahaan bernama Oxitec memasukkan gen yang hancur sendiri ke dalam DNA serangga itu.

Ketika gen tersebut dihidupkan, gen itu mendorong cell membuat banyak sejenis protein. Protein lain yang lebih penting tidak terbuat dan nyamuk tersebut mati sebelum dewasa.

Para pejabat di Brazil sedang menjajaki Wolbachia dan nyamuk yang gennya direkayasa. Biarpun sekiranya kedua teknik itu dapat bekerja, penggunaan hanya satu teknik tersebut tidak dapat menyelesaikan masalah, kata Grayson Brown.

Brown seterusnya mengatakan tidak ada hanya satu teknik yang cukup mujarab. Oleh karena itu, katanya, kita harus menggunakan banyak teknik untuk dapat membatasi nyamuk tadi. [gp]

XS
SM
MD
LG