Tautan-tautan Akses

Pencari Suaka dari Ukraina dan Rusia Hadapi Realitas Berbeda di Perbatasan AS


Seorang perempuan Ukraina bersama anak-anaknya antre untuk mengajukan suaka ke AS di kota Tijuana, Meksiko (foto: dok).
Seorang perempuan Ukraina bersama anak-anaknya antre untuk mengajukan suaka ke AS di kota Tijuana, Meksiko (foto: dok).

Warga Ukraina dan Rusia datang ke kota Tijuana di perbatasan Meksiko untuk meminta suaka politik di Amerika Serikat. Koresponden VOA Mike O'Sullivan melaporkan dari Tijuana bahwa banyak orang Ukraina dapat melintasi perbatasan, sementara warga Rusia mengalami kesulitan.

Puluhan orang Rusia dan Ukraina berkemah dalam beberapa hari terakhir di sisi perbatasan Meksiko. Kedua kelompok itu berharap diterima di Amerika Serikat dengan mengklaim status suaka.

Orang-orang Ukraina sebagian besar mendapatkan izin masuk untuk mengajukan klaim mereka, menyusul memo Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai AS tertanggal 11 Maret yang mendesak agar mereka dipertimbangkan untuk pengecualian dari Title 42, suatu ketentuan kesehatan masyarakat yang diajukan oleh mantan Presiden Donald Trump. Aturan itu masih berlaku di bawah Presiden Joe Biden.

Beberapa orang Ukraina, seperti keluarga-keluarga yang disaksikan VOA telah diterima, dengan pengecualian itu. Namun, orang Rusia tidak disebutkan dalam memo itu, meskipun kedua kelompok di perbatasan mengatakan mereka menentang invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.

Seorang manajer restoran Rusia bernama Mark, yang meminta agar nama belakangnya tidak disebutkan, mengatakan bahwa dia meninggalkan pekerjaan dan negaranya karena perang. “Mereka (para pejabat Rusia) mengatakan bahwa mereka mencoba membuat Ukraina dan orang-orangnya hidup lebih baik. Saya tidak percaya, mengebom dan menghancurkan bangunan, saya tidak percaya. Saya tidak percaya pada apa yang disiarkan oleh televisi (Rusia),” tandasnya.

Seorang warga Rusia dari kota St. Petersburg, yang berada di kota Tijuana, Meksiko bersama istri dan dua anaknya, mengatakan dia tidak percaya apa yang sedang terjadi. “Perang adalah pembunuhan manusia secara massal. Ukraina mempertahankan kedaulatannya sekarang. Tapi, warga sipil tidak berdosa tewas pada abad ke-21 ini. Perang seharusnya tidak terjadi pada saat ini karena orang tidak boleh berperang pada abad ke-21. Orang bisa berbuat lebih baik,” ujarnya.

Para pejabat Tijuana telah mengimbau para migran Rusia untuk meninggalkan trotoar yang ramai di dekat penyeberangan perbatasan selagi pihak berwenang Amerika mempertimbangkan kasus mereka.

Hari Sabtu, walikota Tijuana mengatakan para migran setuju dan akan dipindahkan ke hotel.

Seorang pria Rusia yang ingin mengajukan suaka ke AS, berbicara dengan penjaga perbatasan AS di kota Tijuana, Meksiko (17/3).
Seorang pria Rusia yang ingin mengajukan suaka ke AS, berbicara dengan penjaga perbatasan AS di kota Tijuana, Meksiko (17/3).

Perang sangat membebani pikiran migran Ukraina maupun Rusia. Seorang insinyur perangkat lunak dari Ukraina bertanya-tanya mengenai seberapa jauh Presiden Rusia Vladimir Putin akan melangkah.

Krylo Sokolov, warga Ukraina berusia 26 tahun mengatakan kepada VOA. “Saya khawatir tidak hanya tentang senjata nuklir Rusia. Saya khawatir tentang keamanan pembangkit nuklir di Ukraina.”

Tentara Rusia di Ukraina telah merebut Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.

Banyak orang Rusia yang berharap untuk menyeberangi perbatasan adalah pembangkang yang datang ke Meksiko sebagai turis. Dengan melarikan diri dari perang yang tidak jelas kapan akan berakhir atau dari negara yang semakin tidak toleran pada perbedaan pendapat, orang-orang dari kedua belah pihak mencari suaka di Amerika. [lt/aa]

XS
SM
MD
LG