Tautan-tautan Akses

Sekjen PBB: Saatnya Negosiasi Perang yang 'Tidak Dapat Dimenangkan'


Sekjen PBB Antonio Guterres speaks di Markas Besar PBB di New York, AS, 14 Maret 2022. (REUTERS/Andrew Kelly)
Sekjen PBB Antonio Guterres speaks di Markas Besar PBB di New York, AS, 14 Maret 2022. (REUTERS/Andrew Kelly)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Selasa (22/3) mengatakan perang di Ukraina “tidak dapat dimenangkan”, “tidak akan kemana-mana dengan cepat” dan inilah saatnya pihak-pihak terkait merundingkan sebuah gencatan senjata.

“Berbagai pihak yang saya jangkau berpandangan sejumlah elemen kemajuan diplomatik mulai terlihat pada beberapa masalah utama,” kata Guterres kepada para wartawan di markas besar PBB. “Cukup banyak saran ditawarkan untuk menghentikan permusuhan saat ini dan bernegosiasi secara serius, sekarang waktunya.”

Guterres tidak memberikan rincian mengenai kemungkinan adanya perselisihan antara pihak-pihak terkait isu-isu utama atau beberapa mediator yang berpotensi sebagai perantara. Tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada dasarnya telah membatalkan tuntutannya dalam beberapa hari terakhir bahwa Ukraina mempertahankan haknya untuk bergabung dengan NATO, sementara Turki dan Israel termasuk di antara penengah yang potensial.

Guterres, yang secara luar biasa blak-blakan tentang perang dan menyebut Rusia sebagai agresor, mengatakan warga Ukraina "menjalani hidup dalam neraka" sejak Moskow meluncurkan "invasi besar-besaran" hampir satu bulan lalu.

“Pengeboman sistematis itu meneror warga sipil. Pemboman terhadap rumah-rumah sakit, sejumlah sekolah, gedung apartemen dan tempat penampungan, telah memaksa sekitar 10 juta orang meninggalkan rumah bahkan tanah air mereka,” tandas Guterres.

“Melanjutkan perang di Ukraina secara moral tidak dapat diterima, tidak dapat dipertahankan secara politik, dan secara militer tidak masuk akal,” kata Sekjen PBB pada Selasa (22/3).

Guterres merujuk pada pengepungan yang dilakukan Rusia di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina selatan yang telah berminggu-minggu menghadapi dan mengalami pengeboman. Dia juga mengatakan negara itu tidak dapat “ditaklukkan dari kota ke kota, dari jalan ke jalan, rumah ke rumah.”

Sekjen PBB itu memperingatkan, “perang ini tidak bisa dimenangkan. Cepat atau lambat, perang harus beralih dari medan ke meja perundingan. Itu tidak bisa dihindari.” [mg/lt]

XS
SM
MD
LG