Tautan-tautan Akses

Biden dan Sekutu Bahas Perang ‘Brutal’ Rusia di Ukraina


Presiden AS Joe Biden berbicara pada pertemuan antara para CEO perusahaan di Amerika dalam sebuah event di Washington, pada 21 Maret 2022. (Foto: AP/Patrick Semansky)
Presiden AS Joe Biden berbicara pada pertemuan antara para CEO perusahaan di Amerika dalam sebuah event di Washington, pada 21 Maret 2022. (Foto: AP/Patrick Semansky)

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan sekutu-sekutunya dari Eropa membahas perang “brutal” Rusia di Ukraina pada Senin (21/3), memulai awal minggu penting dalam kebuntuan Barat dengan Moskow di mana Biden dijadwalkan akan mengunjungi Polandia setelah menghadiri KTT NATO dan Uni Eropa.

Biden menjadi tuan rumah pembicaraan itu, yang berlangsung kurang dari satu jam, dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson “untuk membahas tanggapan terkoordinasi mereka,” kata Gedung Putih.

“Para pemimpin membahas keprihatinan serius mereka tentang taktik brutal Rusia di Ukraina, termasuk serangannya terhadap warga sipil,” kata pernyataan Gedung Putih.

“Mereka menggarisbawahi dukungan berkelanjutan bagi Ukraina, termasuk memberikan bantuan keamanan kepada warga Ukraina pemberani yang membela negara mereka dari agresi Rusia, dan bantuan kemanusiaan kepada jutaan warga Ukraina yang telah melarikan diri,” tambah pernyataan itu.

Pada Rabu (23/3), Biden akan melakukan perjalanan luar negeri paling penting dalam masa jabatannya hingga saat ini. Dia akan menghadiri KTT kembar (NATO dan Uni Eropa) pada Kamis (24/3) di Brussels, kemudian bertemu Presiden Andrzej Duda di Polandia, di garis depan konfrontasi Barat dengan Rusia, pada Sabtu (26/3).

Perang yang dilancarkan Rusia akan memasuki bulan kedua, dan sekutu AS dan Barat telah memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi terhadap Moskow, melumpuhkan nilai mata uang rubel dan pasar saham, sambil juga mengejar orang-orang kaya para pendukung Presiden Vladimir Putin.

Sementara itu, situasi di Ukraina sendiri, senjata yang dipasok Barat, didukung oleh pelatihan dan pendanaan selama bertahun-tahun, telah membantu militer negara tersebut untuk memukul pihak militer Rusia di berbagai medan. Namun, dengan upaya mengakhiri perang yang mulai tampak menemui jalan buntu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan agar Barat berbuat lebih banyak. [lt/ka]

XS
SM
MD
LG