Tautan-tautan Akses

Indonesia Desak Penangkapan Ikan Ilegal Masuk Daftar Kejahatan Transnasional


Susi Pudjiastuti di Konferensi 'Our Oceans'
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:03 0:00

Susi Pudjiastuti di Konferensi 'Our Oceans'

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menilai penetapan ini penting sehingga kelak antar negara tidak saja saling berbagi informasi, tetapi juga penyelidikan bersama.

Dalam konferensi maritim "Our Ocean" yang diselenggarakan Departemen Luar Negeri Amerika pada akhir pekan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta negara-negara lain mengkategorikan penangkapan ikan secara ilegal sebagai kejahatan transnasional terorganisir.

Hal ini, menruut Susi, dapat membuka jalan untuk saling membagi informasi dan penyelidikan bersama.

“Saya pikir sudah saatnya bersuara karena jika dilihat cara mereka beroperasi dalam penangkapan ikan secara ilegal atau IUUF (penangkapan ikan yang ilegal, tidak dilaporkan dan tidak diregulasi), mereka sudah melibatkan perusahaan transnasional, jadi bukan hanya satu negara," ujar Susi kepda VOA, Jumat malam (16/9).

"Kadang-kadang satu kapal itu bisa 5-10 kali ganti bendera negara dan ganti nama negara demi kelancaran administrasi dan kepemilikan. Kru atau ABK juga bisa multinasional. Mereka yang di Indonesia memperbudak orang2 Myanmar, sementara yang WNI dipekerjakan di luar negeri – yang saya kira lebih parah karena suhu dan cara kerja yang berbeda. Kita juga tahu adanya keterlibatan penyelundupan narkoba, senjata api dan lain-lain."

Wakil negara-negara yang hadir dalam konferensi di Departemen Luar Negeri Amerika itu menyadari sudah saatnya menghentikan penangkapan ikan secara ilegal ini, meski belum memberi tanggapan resmi tentang desakan Susi.

Global Fishing Watch

Susi menilai penetapan ini penting sehingga kelak antar negara tidak saja saling berbagi informasi, tetapi juga penyelidikan bersama, saling bagi alat bukti dan kerjasama dengan menggunakan teknologi canggih seperti “Global Fishing Watch”.

Penggunaan teknologi ini disampaikan oleh bintang film dan aktivis lingkungan hidup Leonardo DiCaprio dalam forum tersebut. “Global Fishing Watch” adalah piranti gratis yang membuat setiap orang yang memiliki koneksi internet bisa melacak aktivitas kapal penangkap ikan di laut.

DiCaprio lewat yayasannya menyumbang sebagian besar anggaran yang diperlukan untuk mengoperasikan teknologi yang diciptakan oleh Google Earth Outreach, SkyTruth dan Oceana.

Google Earth Outreach adalah salah satu bagian Google yang menggunakan infrastruktur perusahaan itu bagi isu-isu lingkungan hidup. Sementara SkyTruth adalah LSM yang membagi gambar-gambar satelit dan data penginderaan jarak jauh untuk pertahanan sumber-sumber daya alam.

DiCaprio menyumbang US$6 juta dari $10,3 juta yang dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi “Global Fishing Watch” ini.

Namun menurut Susi, belum semua kapal memiliki alat pemantau kapal (vessel monitoring system/VMS).

“Harus ditemukan cara lain untuk bisa mendeteksi aktivitas kapal, terutama kapal-kapal nakal yang menangkap ikan secara ilegal," ujarnya. [hd]

Recommended

XS
SM
MD
LG