Tautan-tautan Akses

Pemuka Agama di Surabaya Serukan Pernyataan Sikap Bersama untuk Menjaga Perdamaian


Para pemuka agama dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Surabaya bergandengan tangan usai membacakan pernayataan sikap bersama untuk menjaga perdamaian di Surabaya, di halaman Tugu Pahlawan Surabaya, 24 Juli 2015 (Foto: VOA/Petrus)
Para pemuka agama dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Surabaya bergandengan tangan usai membacakan pernayataan sikap bersama untuk menjaga perdamaian di Surabaya, di halaman Tugu Pahlawan Surabaya, 24 Juli 2015 (Foto: VOA/Petrus)

Pemerintah Kota Surabaya menggelar Pernyataan Sikap Bersama Dalam Rangka Menjaga Kerukunan dan Keharmonisan Antar Umat Beragama di Surabaya, di halaman Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (24/7).

Pemuka agama dari agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu, membacakan Pernyataan Sikap Bersama Dalam Rangka Menjaga Kerukunan dan Keharmonisan Antar Umat Beragama di Surabaya, disaksikan Walikota bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Surabaya.

Pernyataan Sikap Bersama ini sebagai bentuk antisipasi Pemerintah Kota, untuk mencegah konflik berlatar belakang agama seperti yang terjadi di Tolikara, Papua.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengingatkan agar perbedaan tidak menjadi pemecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, karena kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pahlawan pada masa lalu, berhasil diraih tanpa melihat perbedaan satu sama lain.

“Kita bersama-sama harus sepakat bahwa dulu kita merdeka itu satu bangsa, satu negara dan satu tanah air, satu bahasa, bahwa memang ada perbedaan agama itu ada dari dulu, tapi kita kan gak pernah (mempermasalahkan), bahwa kita ngomongnya satu tanah air. Kita tidak perlulah memperlebar yang namanya perbedaan. Justru kita kemarin merdeka itu karena kita sepakat memperbesar persamaan itu. Nah sekarang sudah waktunya kita melangkah lebih maju lagi, kok kita malah mundur lagi, gak ada gunanya,” kata Tri Rismaharini, Walikota Surabaya.

Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Komisaris Besar Polisi Yan Fitri Halimansyah mengatakan, pengawasan terhadap perilaku masyarakat yang dianggap mengancam keamanan serta ketentraman hidup masyarakat akan dilakukan, sebagai bentuk upaya menjaga keutuhan serta keamanan Kota Surabaya secara umum.

“Tentunya dengan pernyataan sikap ini kita jadikan sebuah momen untuk lebih lagi meningkatkan peran kita di tengah-tengah masyarakat khususnya pengawasan-pengawasan kita terhadap isu-isu yang berkembang dari luar, sehingga tidak merebak atau menjadi pertimbangan dari kelompok-kelompok masyarakat yang itu untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak tepat," kata Kombes Pol. Yan Fitri Halimansyah, Kapolrestabes Surabaya.

"Kita ini kota Pahlawan, kota yang penuh dengan sejarah nasional, toleransi antar umat beragama itu sudah ada sejak jaman dahulu kala dan ini adalah merupakan kekayaan bangsa kita, sebagai bangsa timur yang memiliki toleransi tinggi,” lanjutnya.

Sementara itu menurut romo Aloysius Widya Yanuar Nugraha dari Keuskupan Surabaya, upaya menjaga kedamaian serta kerukunan antar umat beragama merupakan tugas bersama semua umat beragama, yang dilandasi ajaran cinta kasih dan saling menghormati antar umat manusia.

“Kami mengharapkan banyak dari umat Katolik untuk semakin menampilkan keutamaan kristiani, soal bagaimana kita menghargai orang lain karena semua perjumpaan, bentuk relasi itu kita awali dengan perjumpaan, perjumpaan antar manusia, bukan perjumpaan dengan teknologi, apalagi dengan alat-alat praktis yang kadang memisahkan kita. Karena itu tidak bisa kita ini menempatkan person itu diganti dengan teknologi macam apa pun, sehingga akan mereduksi. Rupanya ini yang menjadi soal, tantangan kita bersama,” kata Romo Aloysius.

Recommended

XS
SM
MD
LG