Tautan-tautan Akses

Pemimpin Hong Kong Desak Warga Bela Pemerintahan China


Pemimpin Executive Hong Kong, Carrie Lam, berpose dengan beberapa salinan kebijakannya pada konferensi pers di Hong Kong, 11 Oktober 2017.
Pemimpin Executive Hong Kong, Carrie Lam, berpose dengan beberapa salinan kebijakannya pada konferensi pers di Hong Kong, 11 Oktober 2017.

Pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan, warga Hong Kong memiliki kewajiban membela kedaulatan China. Pernyataanya tersebut dinilai banyak kalangan sebagai peringatan terang-terangan terhadap para aktivis yang menuntut demokrasi penuh Hong Kong dari China.

Dalam pidatonya di Dewan Legislatif, Rabu (11/10), pemimpin itu mengatakan kota semi-otonom itu memilki kewajiban untuk mengatakan “tidak” terhadap usaha-usaha yang mengancam kedaulatan, keamanan dan kepentingan-kepentingan pembangunan China. Lam juga mengatakan, warga Hong Kong berkewajiban untuk mendidik generasi mendatang menjadi warga yang bangga akan identitas nasionalnya.

Lam terpilih Maret lalu sebagai perempuan pemimpin pertama Hong Kong.

Hong Kong menikmati sejumlah kebebasan berdasarkan kesepakatan tahun 1997 yang mengembalikan kota itu ke tangan China dari pemerintahan Inggris. Namun di kota itu, gerakan pro-demokrasi yang dipimpin para pelajar kian berkembang. Mereka khawatir kebebasan mereka akan terkikis karena sikap Beijing yang semakin menegaskan otoritasnya. Puluhan ribu pelajar turun ke jalan-jalan pada 2014 sebagai bagian dari Gerakan Payung yang menuntut demokrasi penuh bagi Hong Kong.

Pada kunjungannya ke Hong Kong Juli lalu untuk memperingati 20 tahun penyerahan Hong Kong ke China, Presiden China Xi Jinping memperingatkan, setiap usaha yang merongrong otoritas Beijing merupakan tindakan melanggar batas dan tidak akan dibiarkan. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG