Tautan-tautan Akses

20 Pemilik Kekayaan Intelektual Indonesia dalam Pameran Lisensi di Hong Kong


Komik Tahilalats yang juga terbit dalam bahasa Jepang (Foto: Courtesy).
Komik Tahilalats yang juga terbit dalam bahasa Jepang (Foto: Courtesy).

Dua puluh pemilik hak kekayaan intelektual atau Intelectual Property asal Indonesia, tahun ini bergabung dengan salah satu pameran lisensi terbesar di Asia, Hong Kong Licensing Show.

Para peserta tahun ini utamanya adalah pemilik lisensi karya kreatif atau karakter animasi yang menonjol di berbagai platform media sosial. Siapa mereka dan apa yang diharapkan dari pameran ini serta manfaatnya bagi ekonomi kreatif?

Pemerintah Indonesia pada tahun 2021 mengajak 20 pemilik hak kekayaan intelektual (Intelectual Property/ IP) mengikuti Hong Kong Licensing Show yang berlangsung 11 Januari hingga 15 Januari 2021.

Pameran ini memusatkan perhatian pada produk-produk yang sudah memiliki lisensi di wilayah Asia di mana para pemilik lisensi produk dan agen lisensi mencari mitra dan memperluas jaringan lisensi regional serta menjual produk mereka di Asia, khususnya di daratan China.

Peserta yang dipilih pemerintah Indonesia tahun ini adalah pemilik IP kreatif pada bidang animasi, film, komik dan games. Mereka adalah pengusaha muda kreatif yang ingin bersaing dengan industri kreatif dunia.

Is Yunarto adalah pemilik IP dan pencipta komik dan animasi Garudayana yang diilhami tokoh legenda wayang nusantara. “Ya BEKRAF dan program Katapel Badan Ekonomi Kreatif memfasilitasi, menyelenggarakan sebuah acara untuk mengajak rekan-rekan pelaku IP di Indonesia agar bisa lebih terekspos dengan kegiatan yang skalanya lebih luas.”

Tokoh komik "Garudayana" (Foto: Courtesy).
Tokoh komik "Garudayana" (Foto: Courtesy).

Tokoh-tokoh komik Garudayana sudah dibuat dalam bentuk mainan, kartu permainan, kemasan makanan ringan, games Mobile Agents yang populer di Indonesia dan Asia Tenggara. Buku komik Garudayana yang diilhami tokoh legenda Indonesia juga sudah diterbitkan dalam Bahasa Indonesia dan Jepang serta diterbitkan secara digital di Jepang.

Rakhman Azhari, adalah Head of Commerce Mindblowon dengan komiknya tahilalats. Produk-produk Tahilalats sudah digunakan untuk play station, promosi usaha berbayar dan mainan. Ia memandang pameran ini sebagai kesempatan baik untuk belajar dari pemilik IP internasional.

"Bagaimana mereka memonitize IP-nya yang sudah hebat, sedangkan kita baru peduli sekarang-sekarang ini. Korea sudah mulai bangkit, sekarang kita mulai terpacu dan membuat kita terus mencari kesempatan untuk bekerjasama dengan merek bahkan konten-konten yang lintas budaya," ujarnya.

Sementara, Ezra Garnida adalah salah seorang dari dua pencipta karakter dan pendiri studio kreatif Authentic Remixes pemilik IP Maple Haven. Pria bergelar MBA lulusan News Castle University di Inggris ini baru mengembangkan bisnis IP efektif setahun yang lalu. Setelah menjual mainan dengan merek Kidbash ia ingin memperluas produk animasi games lewat Hong Kong Licensing Show.

Salah satu karakter "Maple Haven" (Foto: Courtesy).
Salah satu karakter "Maple Haven" (Foto: Courtesy).

“Yang pertama memperoleh ekspos, kemudian meningkatkan portfolio kita. Dengan adanya games portfolio di mana kita mengikuti acara internasional dan kalau lulus kurasi dari Indonesia, itu sudah menjadi pencapaian besar pada tahun pertama kita. Kalau bisa mendapat kerjasama internasional,” tukasnya.

Para pemilik kekayaan intelektual ini rata-rata memiliki follower yang cukup besar dan juga menyebarluaskan produk mereka kepada publik lewat berbagai platform media sosial.

Pengusaha muda dan pemilik IP Komikgajelas, Jasmine Hanny Surkatty yang membuat komik sejak masih remaja mengatakan, ada pelajaran penting yang diperolehnya dari pemilik IP internasional di pameran sebelumnya.

Salah satu seri "Komikgajelas" (Foto: Courtesy).
Salah satu seri "Komikgajelas" (Foto: Courtesy).

"Ini adalah perusahaan IP besar, seperti warner Bross dan yang lainnya mereka sangat bersahaja, mereka tidak terlampau memedulikan follower. Jumlah atau angka follower adalah factor yang baik. Ya bisa berarti penjualan yang lebih baik tapi di sisi lain mereka juga menjunjung ide-ide dan konsep di atas segalanya," katanya.

Peserta pameran lainnya sepakat. Meskipun pada akhirnya berharap IP mereka akan berdampak luas pada ekonomi dan usaha mereka, namun para pengusaha kreatif muda ini ingin karakter atau tokoh-tokoh komik dan animasi Indonesia berdampak lebih luas lagi bagi Indonesia .

Rakhman Azhari mengatakan,“Pengen orang benar-benar menghormati, tahu Indonesia selain dari budaya dan pariwisatanya, IP menjadi salah satu alasan bagi mereka untuk menuju Indonesia.”

20 Pemilik Kekayaan Intelektual Indonesia dalam Pameran Lisensi di Hong Kong
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:39 0:00


Pameran akbar Hong Kong Licensing Show ini setiap tahun biasanya menarik puluhan ribu pengunjung dan ribuan merek namun pandemi telah memaksa ajang tahun ini beralih ke virtual. Para peserta mengadakan pertemuan-pertemuan bisnis dan menegosiasikan kerja sama internasional lewat bilik-bilik virtual khusus. [my/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG