Tautan-tautan Akses

Pemerintah Nyatakan Krisis Kesehatan Papua Terkendali


Para petugas kesehatan sedang merawat anak-anak yang sakit di sebuah rumah sakit di Agats, Distrik Asmat, setelah pemerintah mengirim personel medis dan militer ke wilayah terpencil di Papua untuk menangani kekurangan gizi dan wabah Campak, 22 Januari 2018.
Para petugas kesehatan sedang merawat anak-anak yang sakit di sebuah rumah sakit di Agats, Distrik Asmat, setelah pemerintah mengirim personel medis dan militer ke wilayah terpencil di Papua untuk menangani kekurangan gizi dan wabah Campak, 22 Januari 2018.

Kementerian Kesehatan mengatakan wabah campak dan gizi buruk yang membunuh puluhan anak-anak di Provinsi Papua selama beberapa bulan terakhir sudah terkendali, Reuters melaporkan, Selasa (6/2).

Setidaknya 72 orang, sebagian besar anak-anak, telah meninggal akibat komplikasi gizi buruk dan Campak di Asmat, daerah terpencil di provinsi paling ujung Indonesia. Menanggapi situasi tersebut, pejabat berwenang mengirimkan tenaga paramedis militer dan bantuan serta memberlakukan status ‘Kejadian Luar Biasa’ pada 15 Januari.

“Kami telah mencabut status ‘Kejadian Luar Biasa’ karena tren pada warga yang terimbas sudah menurun,” kata Kepala Asmat, Elisa Kambu, dalam pernyataannya yang diunggah di situs web kementerian.

Sekitar 650 anak telah terjangkit campak dan setidaknya 223 menderita kekurangan gizi. Lebih dari 17.300 anak telah diimunisasi, menurut pernyataan tersebut.

“Kami masih membutuhkan dukungan di Asmat, para perawat dan para dokter,” kata Kambu.

Beberapa aktivis dan warga Papua menuding krisis kesehatan diakibatkan penelantaran oleh pemerintah pusat. Papua adalah salah satu wilayah termiskin di Indonesia. Presiden Joko Widodo berjanji mempercepat pembangunan di wilayah Papua, ketika menduduki jabatan pada 2014. [fw/au]

Recommended

XS
SM
MD
LG