Tautan-tautan Akses

Pemerintah Kembali Pulangkan 21 WNI dari China


Para pelajar Indonesia dari Guangzhou, China, tiba di bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang. (Foto: dok). Dua puluh satu WNI yang tiba di Tanah Air dari daratan China hari ini (Senin, 10/2), semuanya dinyatakan sehat dan bebas karantina.
Para pelajar Indonesia dari Guangzhou, China, tiba di bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang. (Foto: dok). Dua puluh satu WNI yang tiba di Tanah Air dari daratan China hari ini (Senin, 10/2), semuanya dinyatakan sehat dan bebas karantina.

Sejumlah 21 warga negara Indonesia (WNI) tiba di Tanah Air dari daratan China hari ini. Semuanya dinyatakan sehat dan tidak perlu dilakukan karantina.

Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun mengatakan, pihaknya memfasilitasi 21 orang warga negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan dari China. Dua puluh satu WNI tersebut merupakan mahasiswa yang sedang menimpa ilmu di negeri tirai bambu itu. Semuanya, ujar Djauhari, tiba di tanah air Senin (10/2).

Dubes RI di China, Djauhari Oratmangun. (Foto: KBRI Beijing, China/Wikipedia)
Dubes RI di China, Djauhari Oratmangun. (Foto: KBRI Beijing, China/Wikipedia)

“Yang 21 yang saya sebutkan tadi hari Jumat malam (7/2), mereka menghubungi kita kemudian saya melakukan pembicaraan, dan menelepon kepada Pemdanya. Kemudian Pemda setuju kalau memang mereka ingin pulang. Hari Sabtu (8/2) kita beli tiket buat mereka. Minggu malam (9/2) mereka tiba di Beijing, kita inapkan di hotel dan di airport, lalu tadi pagi (10/2) kita bantu mereka check-in. Hari ini (10/2) mereka terbang,” ujar Djauhari saat melakukan telekonferensi langsung dari Beijing dengan Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah dan Pelaksana Tugas Deputi V Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jaleswari Pramodhawardani Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/2).

Ditambahkannya, 21 WNI tersebut bukan yang tinggal di Wuhan, provinsi Hubei, suatu wilayah di bagian tengah China yang merupakan di mana virus korona berawal. Sesaat sebelum pulang 21 WNI tersebut sudah menjalani pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan sehat.

Djauhari juga melaporkan bahwa WNI yang masih tinggal di China sampai hari ini berkurang drastis yaitu dari 16.500 menjadi 1.890 orang. Mereka tersebar di Shanghai, Beijing, dan Guangzhou. Pihak KBRI di Beijing masih terus memantau keadaan WNI yang menetap di China. Hingga laporan ini disampaikan semuanya dinyatakan dalam keadaan sehat.

21 WNI Tidak Dikarantina Saat Tiba di Indonesia

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa 21 WNI tersebut tidak perlu karantina di Natuna, Kepulauan Riau, seperti yang dilakukan pada ratusan WNI lainnya, karena mereka tidak tinggal di Wuhan sebelumnya.

Selain itu sebelum dipulangkan, pihak otoritas Kementerian Kesehatan China pun sudah memeriksa dengan seksama 21 WNI ini, dan semuanya dinyatakan dalam keadaan sehat. Namun Faizasyah tidak mau merinci ke daerah asal mereka.

Pelaksana Tugas Deputi V Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jaleswari Pramodhawardani (kiri) dan Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah saat melakukan telekonferensi dengan Dubes Indonesia di China, Djauhari Oratmangun di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 10 Februari 2020. (Foto: VOA/Ghita).
Pelaksana Tugas Deputi V Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jaleswari Pramodhawardani (kiri) dan Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah saat melakukan telekonferensi dengan Dubes Indonesia di China, Djauhari Oratmangun di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 10 Februari 2020. (Foto: VOA/Ghita).

“Yang perlu saya garisbawahi adalah mereka juga sebelum kembali ke tanah air sudah menjalani proses pemeriksaan di China. Mereka berangkat dari wilayah daratan China di wilayah yang tidak mengalami isolasi. Mereka sudah menjalani pemeriksaan kesehatan dan sudah disertifikasi sehat dan dengan demikian diizinkan untuk tetap meninggalkan wilayah China. Saat mereka tiba nanti di Jakarta ada satu proses oleh kementerian kesehatan yang diberlakukan serupa dengan prosedurnya,” ujar Faizasyah.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Masyarakat Kemenkes Anung Sugihantono, menjelaskan memang ada perlakuan yang berbeda kepada WNI yang keluar dari wilayah selain Wuhan, Provinsi Hubei. Menurutnya, wilayah daratan China lainnya masih dinyatakan aman, namun tetap harus dilakukan proses pemeriksaan kesehatan pada seseorang yang hendak meninggalkan China.

“Kalau ini bukan dari Wuhan, bukan dari Hubei, maka prosedurnya tidak perlu melalui karantina yang sifatnya seperti yang di Natuna, kecuali yang bersangkutan punya riwayat merawat orang sakit virus korona. Kontak dengan penderita virus korona berbeda. Mohon ini bisa dibedakan karena selalu yang ditanyakan kok itu boleh langsung pulang, yang ini harus lewati ini. Ini harus dipahami. Seandainya kita mengkarantina (kawasan) Menteng, semua orang yang masuk keluar (kawasan) Menteng itu harus melalui proses lanjutan, baik dia sehat maupun dia sakit. Ada regulasi internasional ini, bahwa negara itu tidak boleh melepaskan orang yang sedang di dalam sebuah proses kekarantinaan di negara tersebut,” ujar Anung.

Lanjutnya, setibanya di Jakarta, mereka akan kembali menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kementerian Kesehatan, termasuk ketika pulang ke daerahnya masing-masing. Semua WNI itu juga akan mendapat kemudahan akses dalam kurun waktu 14 hari. Pihak Kemenkes sudah bersiaga untuk memonitor kesehatan WNI yang baru pulang tersebut.

Pemerintah Kembali Pulangkan 21 WNI dari China
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:18 0:00


Kemenkes Tanggapi Pernyataan Pakar Kesehatan Asing Bahwa Virus Korona di Indonesia Tidak Terdeteksi

Pihak Kementerian Kesehatan menanggapi penelitian Universitas Harvard bahwa kemungkinan virus korona telah masuk ke Indonesia. Kepala Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Siswanto mengatakan penelitian itu dilakukan berdasakan model matematik melalui penerbangan antara Wuhan dan 26 negara lainnya. Jadi menurutnya, penelitian tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya.

“Saya sudah baca penelitiannya. Penelitian di Harvard itu, model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran virus korona berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang,” ujar Siswanto.

Menurutnya, kalau mengikuti penelitian tersebut seharusnya sudah ada enam hingga tujuh kasus di Indonesia. Namun, kembali ditegaskannya, bahwa sampai hari ini belum ada satu pun kasus virus korona yang terdeteksi berdasarkan penelitian yang dilakukan di labolatorium Kemenkes.

“Ya harusnya justru kita bersyukur. Kita sudah teliti dengan benar. Itu prediksi saja,” jelasnya.

Dari 62 kasus yang ada, 59 kasus negatif. Tiga spesimen lainnya hingga saat ini masih diteliti.​ [gi/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG