Tautan-tautan Akses

Pemerintah Diminta Tak Gegabah Memulai Aktivitas Pendidikan di Tengah Pandemi


Petugas menyemprotkan disinfektan di ruang kelas sebuah sekolah di tengah pandemi Covid-19 di Jakarta. (Foto: dok).
Petugas menyemprotkan disinfektan di ruang kelas sebuah sekolah di tengah pandemi Covid-19 di Jakarta. (Foto: dok).

Rencana pemerintah untuk membuka kembali aktivitas sekolah pada Juli mendatang menuai protes orang tua. Apalagi menurut temuan tim Satuan Tugas Covid-19, banyak anak-anak juga terpapar virus corona.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pemerintah akan melakukan uji coba kebiasaan baru aktivitas pendidikan, jika kasus virus corona di Jawa Tengah menunjukkan penurunan. Dia mengaku sering mendapat pertanyaan dari anak-anak atau para siswa tentang kapan sekolah bisa dimulai kembali.

"Sekarang sedang saya siapkan anak-anak untuk masuk sekolah lagi kok. Saya mau buat uji coba, agar anak belajar tertib mengantre jaga jarak, jaga kedisplinan, hidup bersih dan sehat. Dia hidup di antara Covid-19,” ujar Ganjar dalam diskusi daring tentang model Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terpadu di segala kondisi, Kamis (28/5),

Menurut Ganjar, anak-anak akan punya kekebalan tubuh untuk melawan virus itu. Namun, rencana pemerintah itu tak disambut hangat banyak pihak.

Pemerintah Kota Solo, misalnya, pihaknya tidak akan mengambil risiko memulai kembali aktivitas pendidikan selama pandemi masih berlangsung.

Wali Kota Solo, Hadi Rudyatmo, Selasa ( 27/5) mengatakan informasi yang beredar mengenai rencana memulai kembali aktivitas pendidikan pada awal Juli memicu protes orang tua murid karena khawatir anak-anak akan mudah tertular virus corona.

Menurut Rudy, pemkot juga tidak akan gegabah melakukan uji coba selama pandemi corona masih berlangsung. Dia menegaskan rencana memulai aktivitas sekolah pada 15 Juli belum bisa dipastikan.

“Kalau anak sekolah ya nanti bulan Juli pun kita masih pikir-pikir karena orang tua masih khawatir. Kemarin kita pancing, tanggal 1 Juli anak-anak saya ajak sepedaan bareng, ternyata anak-anak dan orang tua protes, jangan dulu pak wali. Besok aja kalau sudah aman dari pandemi,” jelasnya.

Seorang pelajar SD sedang mengerjakan ujian dari rumah di masa pandemi corona, 12 Mei 2020. (Foto: Petrus Riski/VOA)
Seorang pelajar SD sedang mengerjakan ujian dari rumah di masa pandemi corona, 12 Mei 2020. (Foto: Petrus Riski/VOA)

“Nah, berarti ini anak dan orang tua sudah berpikir akan mudah tertular virus corona. Jadi kalau ada yang menyampaikan anak-anak lebih kuat atau kebal dari virus corona, saya anggap salah,” lanjut Rudy.

Dia menambahkan banyak warga yang memberi masukan tentang kapan sebaiknya anak-anak bisa bersekolah lagi.

Kekhawatiran Rudy beralasan. Tim Satuan Tugas Covid-19 Solo menemukan bahwa banyak anak-anak terpapar virus corona dari orang dewasa. Temuan menjadi perhatian khusus terutama di tengah wacana pembukaan kembali aktivitas sekolah.

Juru bicara Satgas Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan selama pemberlakuan status kejadian luar biasa (KLB) virus corona sejak Maret lalu, empat anak dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan 10 anak lainnya berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Satu anak bahkan meninggal karena penyakit penyerta..

Pemerintah Diminta Tak Gegabah Memulai Aktivitas Pendidikan di Tengah Pandemi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:14 0:00

Berdasarkan data Satgas, pasien Covid-19 anak di Solo rata-rata berusia di bawah tujuh tahun. “Temuan kami, pasien dewasa confirm corona atau PDP ternyata berkontak dengan anak--anak di sekitarnya sebelum diperiksa tim medis,” jelas Ahyani.

“Ini yang kita khawatirkan. Makanya kita selalu berpesan ke masyarakat, hati-hati, anak-anak kecil ini kok sangat rentan terpapar virus corona kalau dilihat data confirm maupun PDP-nya," imbuhnya.

Lebih lanjut Ahyani mengimbau orang tua agar memastikan anak-anak berkegiatan di rumah. Jika terpaksa harus ke luar rumah, ujarnya, anak-anak tetap wajib memakai masker dan didampingi orang tua.

Petisi online berisi tuntutan menunda pembukaan sekolah di tahun ajaran baru 2020 ini. (Foto: Screenshot)
Petisi online berisi tuntutan menunda pembukaan sekolah di tahun ajaran baru 2020 ini. (Foto: Screenshot)

Sekitar 97 ribu siswa di Solo sudah tiga bulan lebih menjalani sekolah dari rumah karena status KLB corona sejak pertengahan Maret lalu. Belum ada informasi kapan aktivitas pendidikan ini akan dibuka kembali. Kasus corona di Solo masih fluktuatif dan pemkot memperpanjang status KLB corona hingga 7 Juni mendatang.

Ada sekitar 43,5 juta siswa di Indonesia terdampak pandemi corona. Petisi online meminta pemerintah menunda rencana membuka aktivitas sekolah dan tahun ajaran baru di masa pandemi terus bergulir hingga mencapai 20 ribu lebih tanda tangan.

Rektor UGM, Profesor Panut saat diskusi daring bertema pendidikan, Kamis, 28 Mei 2020. (Foto: Screenshot)
Rektor UGM, Profesor Panut saat diskusi daring bertema pendidikan, Kamis, 28 Mei 2020. (Foto: Screenshot)

Rektor Universitas Gadjah Mada UGM Yogyakarta, Profesor Panut Mulyono dalam diskusi daring bertema pendidikan, Kamis (28/5), mengungkapkan selama pandemi, anak-anak bisa menjadikan rumah sebagai laboratoriun pendidikan yang menyenangkan. Menurut Panut, segala aktivitas di rumah menjadi sumber materi pelajaran sekolah.

"Memang pembelajaran daring tidak menyentuh values, bertatap muka secara langsung, kontak fisik. Laboratorium pembelajaran bisa di mana saja, termasuk di rumah. aktivitas di rumah bisa menjadi materi pelajaran sekolah, berkebun, mengamati kencang tidaknya aliran air di kran, siswa disuruh berpikir." [ys/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG