Tautan-tautan Akses

Pemerintah Bangun Rumah Perlindungan bagi Anak dengan HIV/AIDS


Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek bersama ODHA dan aktivis HIV AIDS di Surabaya (Foto: VOA/Petrus)
Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek bersama ODHA dan aktivis HIV AIDS di Surabaya (Foto: VOA/Petrus)

Pemerintah akan membangun rumah perlindungan bagi anak dengan HIV/AIDS atau ADHA. Selama ini ADHA maupun ODHA masih mengalami diskriminasi dan keberadaannya ditolak masyarakat. Rumah perlindungan ini akan dibangun bekerjasama dengan instansi dengan menggunakan dana sosial atau CSR.

Kementerian Sosial tahun 2016 merilis daftar lima provinsi dengan populasi HIV terbanyak yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kementerian Sosial juga mengungkapkan masih adanya diskriminasi, pengucilan, dan stereotipe negatif pada Orang Dengan HIV/AIDS atau ODHA, termasuk Anak dengan HIV/AIDS atau ADHA.

Direktur Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang Kementerian Sosial, Sonny W. Manalu, dalam kunjungannya ke Solo, Rabu siang (14/6), mengatakan Kementerian Sosial, pemerintah daerah, pegiat kampanye HIV/AIDS, dan dana tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR bekerja sama membangun rumah perlindungan bagi ADHA, salah satunya di Solo. Sonny berharap rumah perlindungan bagi ADHA akan mengurangi jumlah ADHA yang telantar atau dikucilkan masyarakat.

“Dengan dibangunnya shelter bagi ADHA ini kami berharap tidak ada lagi anak positif HIV/AIDS atau ADHA yang telantar, dikucilkan, termasuk di Solo ini. Semoga Solo menjadi kota yang nyaman dan ramah anak. Lahannya kami baru melihat, ada sekitar 2.000 meter persegi di salah satu lokasi di Solo. Tapi untuk shelter ADHA tidak perlu lahan seluas itu, masih kami kaji, nanti diputuskan bersama Pemkot Solo," kata Sonny W. Manalu.

Direktur Rehabsos Tuna sosial dan KPO Kemensos Sonny W Manalu (Foto: VOA/Yudha)
Direktur Rehabsos Tuna sosial dan KPO Kemensos Sonny W Manalu (Foto: VOA/Yudha)

"Kalau panti kan daya tampung sekitar 50-100 anak, nah kalau shelter ADHA ini sekitar 30 anak. Sistemnya on off, datang dan pergi. silih berganti, bisa jadi setahun sampai ratusan. Kita sediakan ada tempat tidur yang layak, aula, ada area bermain, ayunan dan sebagainya. Kemudian ada dapur dan ruang makan yang higienis, ada televisi yang akan menghibur ADHA. Target kami November ini diresmikan Mensos dan Walikota Solo,” lanjutnya.

Lebih lanjut Sonny mengungkapkan stigma negatif masyarakat pada ODHA maupun ADHA masih ada karena kurangnya sosialisasi mengenai penyebaran HIV/AIDS. Pembangunan rumah perlindungan bagi ADHA ini akan jauh dari permukiman warga. Pemerintah akan menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi ADHA.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemkot Solo, Budi Yulistianto, mengatakan pemkot sudah menyediakan lahan seluas 2000 meter persegi di salah satu lokasi di Solo yang menjadi aset pemkot. Menurut Budi, rencananya bangunan rumah perlindungan bagi ADHA ini tidak bertingkat.

“Dari ketersedian sisi lahan, Walikota sudah menunjuk lokasi. Aset pemkot Solo. Ya kita tinggal MOU dengan Kementerian Sosial. Kita sediakan dokter untuk visiting ke shelter ADHA ini atau bisa juga mereka kita periksa ke rumah sakit atau puskesmas terdekat untuk ditangani secara maksimal,” kata Budi Yulistianto.

Pemerintah Bangun Rumah Perlidungan bagi Anak dengan HIV AIDS atau ADHA
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:41 0:00

Tahun 2017 ini Kemensos menargetkan membangun panti rehabilitasi bagi ODHA dan ADHA di tiga daerah yaitu Sukabumi, Medan, dan Ternate. Kementerian Sosial merilis data tahun 2016 jumlah ODHA mencapai 27.611 orang.

Sementara data estimasi dan proyeksi HIV/AIDS di Indonesia tahun 2011-2016 Kementerian Kesehatan menunjukkan ADHA sebanyak 16.884 kasus atau 2,78 persen dan jumlah ADHA baru sekitar 4.361 kasus atau 5,7 persen dari total kasus yang ada di Indonesia. [ys/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG