Tautan-tautan Akses

Pembicaraan Nuklir Iran Masih Hadapi Sejumlah Ketidaksepakatan


Para delegasi dalam Pembicaraan Nuklir Iran ketika bertemu di Grand Hotel, Wina, Austria 1 Mei 2021 lalu (foto: dok).
Para delegasi dalam Pembicaraan Nuklir Iran ketika bertemu di Grand Hotel, Wina, Austria 1 Mei 2021 lalu (foto: dok).

Prancis, Rabu (16/6) menyatakan "waktu tidak memihak siapa pun" dalam pembicaraan yang bertujuan membawa kembali Amerika Serikat dalam kesepakatan 2015 tentang program nuklir Iran, dua hari menjelang pemilihan Presiden Iran yang diperkirakan akan dimenangkan oleh seorang calon garis keras.

Kementerian luar negeri Prancis menjelaskan "ketidaksepakatan tetap ada secara signifikan" ketika perwakilan dari Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Iran bertemu di Wina untuk mencari sebuah terobosan.

Presiden AS Joe Biden mengindikasikan kesediaan untuk bergabung kembali dengan perjanjian itu, setelah dipastikan bahwa Iran bersedia menepati komitmennya, setelah pendahulunya Donald Trump keluar dari perjanjian tersebut.

Akan tetapi perkiraan kemenangan kepala kehakiman garis keras Ebrahim Raisi dalam pemilihan presiden hari Jumat di Iran dapat menambah komplikasi baru, bahkan jika pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei seperti selama ini selalu memberikan keputusan akhir tentang masalah tersebut.

Raisi dinilai sebagai favorit yang dapat menang atas beberapa saingan beratnya, termasuk sejumlah tokoh konservatif, yang dinyatakan tidak memenuhi syarat dalam pemeriksaan pra-pemilihan oleh badan pengawas, Dewan Wali.

Kementerian Prancis itu menanggapi komentar di surat kabar Italia oleh kepala badan atom PBB Rafael Grossi yang mengindikasikan tidak akan ada peluang untuk mencapai suatu kesepakatan sampai pemerintahan baru Iran mulai berkuasa, kemungkinan tidak akan terjadi sampai bulan Agustus 2021.

Perunding dari AS mengambil bagian secara tidak langsung dalam sejumlah diskusi yang diketuai oleh Uni Eropa di Wina. [mg/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG