Tautan-tautan Akses

Tolak Tawaran Presiden, Pemberontak Afrika Tengah Ancam Ibukota


Tentara pemerintah Republik Afrika Tengah melakukan pemeriksaan di sebuah stasion taksi di Bangui, Senin (31/12).
Tentara pemerintah Republik Afrika Tengah melakukan pemeriksaan di sebuah stasion taksi di Bangui, Senin (31/12).

Dalam tiga minggu ini, koalisi tiga kelompok pemberontak atau Seleka telah merebut sekitar sepertiga wilayah negara itu termasuk sejumlah kota besar.

Pihak pemberontak di Republik Afrika Tengah (C.A.R) tidak mencabut ancaman mereka untuk menyerbu ibukota, meski Presiden Francois Bozize menawarkan untuk membentuk pemerintah kesatuan.

Para pejuang dalam koalisi tiga kelompok pemberontak itu, dikenal dengan nama Seleka, hari Senin bertahan di posisi mereka sekitar 75 kilometer diluar Bangui. Dalam tiga minggu ini, pemberontak telah merebut sekitar sepertiga wilayah negara itu termasuk sejumlah kota besar.

Setelah bertemu Ketua Uni Afrika Thomas Yayi Boni hari Minggu, Presiden Bozize mengatakan ia bersedia bergabung dengan pemberontak dalam memerintah negara itu. Tetapi media hari Senin mengutip wakil koalisi pemberontak itu yang menghimbau campur tangan pihak luar dalam krisis itu dan menuduh pemerintahan Presiden Bozize menindas lawan-lawan politiknya di Bangui.

Republik Afrika Tengah atau C.A.R adalah bekas jajahan Perancis, dan Paris biasanya menempatkan sekitar 250 tentara di sana dalam misi menjaga perdamaian. Dalam beberapa hari ini, pemerintah Perancis menambah tentara menjadi hampir 600, tetapi berkeras penambahan itu hanya untuk melindungi berbagai kepentingan dan warga Perancis, bukan campur tangan dalam perang di sana.

Koalisi pemberontak itu menuduh Bozize tidak menepati perjanjian tahun 2007 yang mencakup ketentuan bahwa para pejuangnya akan diintegrasikan dan diberi upah karena telah meletakkan senjata dalam pemberontakan sebelumnya.

Recommended

XS
SM
MD
LG