Tautan-tautan Akses

Peluang Perokok Berusia Muda Terkena Stroke Sama Besarnya


Hussain Jamal, seorang nelayan asal India, merokok bersama lainnya, setelah mereka dilepaskan dari penjara di Karachi, Pakistan, 25 Desember 2016 (foto: REUTERS/Akhtar Soomro)
Hussain Jamal, seorang nelayan asal India, merokok bersama lainnya, setelah mereka dilepaskan dari penjara di Karachi, Pakistan, 25 Desember 2016 (foto: REUTERS/Akhtar Soomro)

Perokok berusia muda berpeluang lebih besar terkena stroke sebelum usia 50 tahun dibandingkan kalangan muda yang tidak merokok, demikian kesimpulan dari sebuah studi kecil.

Sudah sejak lama merokok dikaitkan dengan peluang terkena stroke yang lebih besar pada mereka yang berusia lebih lanjut, namun penelitian hingga kini yang mengkaji hubungan antara stroke dan perokok berusia muda lebih menitikberatkan fokus pada kalangan wanita. Untuk studi yang ada saat ini, kalangan peneliti mengkaji data 615 pria yang menderita stroke sebelum mereka berusia 50 tahun dan membandingkan kebiasaan merokok mereka dengan kelompok kendali dari 530 pria tanpa riwayat merokok.

Secara keseluruhan, para perokok yang ada sekarang ini memiliki peluang 88 persen lebih besar menderita stroke dibanding mereka yang tidak merokok, demikian temuan dari studi tersebut.

Mereka yang hanya sekali-sekali merokok yang merokok kurang dari 11 batang per hari memiliki kemungkinan 46 persen menderita stroke. Para perokok berat dengan kebiasaan menghabiskan dua bungkus rokok per hari, atau lebih, memiliki peluang lima kali lebih besar terkena stroke.

‘Kesimpulan sederhana’

“Kesimpulan sederhananya adalah semakin sering anda merokok, semakin besar peluang terkena stroke,” ujar penulis studi utama, Janina Markidan dari the University of Maryland School of Medicine di Baltimore.

Kebiasaan merokok menyebabkan peradangan di pembuluh darah yang meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah, yang pada gilirannya meningkatkan risiko stroke, ujar Markidan melalui email.

“Meskipun membatasi jumlah rokok yang dihisap dapat mengurangi risiko stroke, namun menghentikan kebiasaan merokok tetap adalah pilihan terbaik buat para perokok,” imbuh Markidan.

Untuk studi ini, fokus para peneliti adalah pada apa yang disebut sebagai stroke iskemik, jenis stroke yang paling sering dijumpai, yang terjadi saat gumpalan darah menghalangi urat nadi yang mengalirkan darah ke otak.

Keterbatasan studi

Di antara kasus-kasus stroke yang disertakan dalam studi, 239 pria belum pernah merokok dan 108 orang mantan perokok. 103 pria lainnya merokok kurang dari 11 batang per hari, sementara 97 pria merokok antara 11 hingga 20 batang rokok per hari dan 40 pria merokok antara 21 hingga 39 batang rokok per hari.

28 orang pria lainnya yang pernah menderita stroke merokok lebih dari 40 batang atau dua bungkus per hari.

Sebagian besar pria yang pernah menderita stroke yang disertakan dalam studi ini memiliki rentang usia antara 35 dan 49 tahun.

Studi ini bukan eksperimen terkendali yang dirancang untuk membuktikan apakah atau bagaimna kebiasaan merokok dapat berpengaruh secara langsung terhadap potensi orang muda untuk menderita stroke.

Keterbatasan lainnya adalah para peneliti tidak memilik data yang memadai terkait produk tembakau lainnya yang dikonsumsi peserta studi selain rokok, yang dapat mempengaruhi risiko terkena stroke, demikian tulis para peneliti dalam jurnal berjudul Stroke.

Hasilnya terbukti untuk para perokok berusia muda

Tim studi ini juga tidak memiliki data yang memadai terkait faktor-faktor lainnya yang secara terpisah dapat mempengaruhi risiko stroke seperti konsumsi alkohol atau kebiasaan berolahraga.

Bahkan meskipun demikian, hasil yang menunjukkan kaitan merokok dan stroke yang sudah diketahui untuk mereka yang berusia lebih tua juga terbukti benar untuk mereka yang berusia muda, ujar Allan Hacksaw, seorang peneliti di University College of London di Inggris, yang tidak ikut serta dalam studi ini.

“Studi ini menunjukkan merokok berdampak serious bahkan pada mereka yang berusia lebih muda,” ujar Hacksaw lewat email. “Karena pengobatan stroke saat ini jauh lebih baik (lebih sedikit mereka yang mengalami kematian langsung), banyak dari mereka yang menderita stroke yang menghadapi konsekuensi jangka panjang dan keterbatasan fisik pada usia dimana pada umumnya mereka diharapkan masih bekerja dan secara fisik aktif atau bugar.” [ww]

XS
SM
MD
LG