Tautan-tautan Akses

Pelanggaran di Yaman Mungkin Sama dengan Kejahatan Perang


Para korban tewas akibat serangan udara Saudi terhadap sebuah penjara Houthi di Dhamar, Yaman (2/9).
Para korban tewas akibat serangan udara Saudi terhadap sebuah penjara Houthi di Dhamar, Yaman (2/9).

Penyelidik Amerika mengatakan rangkaian pelanggaran hak asasi dan hukum kemanusiaan internasional yang dilakukan pihak-pihak yang bertikai di Yaman dalam lima tahun terakhir mungkin sama dengan kejahatan perang.

Laporan itu mendokumentasi daftar panjang pelanggaran berat yang dilakukan dengan impunitas oleh pemerintah Yaman, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, pemberontak Houthi dan kelompok-kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan mereka.

Pelanggaran terjadi melalui serangan udara, penembakan tanpa pandang bulu, penembak jitu, dan ranjau darat serta berbagai pelecehan, termasuk penyiksaan, pembunuhan dan penahanan sewenang-wenang, dan kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender.

Pakar internasional Charles Garraway mengatakan kepada VOA, semua pihak yang bertikai terlibat dalam kejahatan itu.

"Tidak ada yang bersih dalam perang ini. Ini bukan untuk mencari tahu siapa yang melakukan lebih banyak pelanggaran dibanding pihak lainnya. Semua orang, semuanya, bertanggung jawab," ujarnya.

Panel para ahli meminta dunia agar jangan menutup mata terhadap situasi bencana itu. PBB menyebut krisis di Yaman krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan melaporkan 24 juta orang atau 80 persen penduduk bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup.

Tetapi banyak dari makanan, obat-obat, dan bantuan lain tidak sampai ke orang-orang itu karena adanya serangan dan blokade. Laporan itu menemukan bukti bahwa pihak-pihak yang bertikai mungkin menggunakan kelaparan sebagai metode perang.

Pakar internasional Melissa Parke mengatakan penduduk hidup dalam ketakutan akan ditangkap atau ditarget karena berbeda pendapat.

"Pihak-pihak secara aktif merekrut anak-anak semuda usia 12 tahun, termasuk secara paksa. Mereka melecehkan dan mengancam pegiat, wartawan, pembela hak asasi dan pekerja kemanusiaan dan menerapkan pembatasan dalam pekerjaan mereka. Semua tindakan itu adalah pelanggaran hak-hak rakyat Yaman dan banyak dari pelanggaran itu sama dengan kejahatan perang," kata Parke.

Amerika, Inggris, dan Prancis dilaporkan memasok senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Iran dilaporkan menyediakan senjata kepada pemberontak Houthi.

Pakar-pakar itu mendesak agar negara-negara tidak memasok senjata kepada pihak-pihak yang terlibat konflik. Menurut mereka berlanjutnya pasokan senjata kepada pasukan yang bertempur melanggengkan konflik dan memperpanjang penderitaan rakyat Yaman.(ka/ii)

XS
SM
MD
LG