Tautan-tautan Akses

Pelajar Indonesia Raih Puluhan Piala dari World Scholar’s Cup


Sebagian dari sekitar 2.500 siswa peserta Tournament of Champions di Yale University, puncak acara World Scholars' Cup. (Foto: Dokumen pribadi)
Sebagian dari sekitar 2.500 siswa peserta Tournament of Champions di Yale University, puncak acara World Scholars' Cup. (Foto: Dokumen pribadi)

Lebih dari 100 siswa SMP-SMU Indonesia mendatangi Yale University di Connecticut, Amerika Serikat, baru-baru ini. Mereka mengikuti Tournament of Champions dan meraih puluhan medali dan piala dari ajang World Scholar’s Cup.

Ini bukan kompetisi tetapi peserta dituntut berlatih keras supaya bisa mengikuti empat kategori Tournament of Champions, biasa disingkat TOC. Ini marathon uji pengetahuan tetapi tidak ada tekanan karena peserta juga bersenang-senang.

“Ini tuh salah satu lomba yang menurut aku bergengsi. Kalau kita sudah komitmen untuk ikut, menurut saya, memang harus dinikmati, tetapi juga harus serius kalau kita ingin menang. Dan kita jangan sampai memalukan nama sekolah atau negara,” ujar seorang peserta, Ricky Morris, siswa kelas 11 SMA Binus Bekasi.

Ajang ini berlangsung tiga hari. Sekitar 2.500 siswa yang tahun ini datang dari 70 negara diajak saling kenal dan sama-sama tur kampus-kampus di negara bagian Connecticut dan negara bagian tetangganya, Massachussetts. Mereka juga diberi kesempatan menampilkan pakaian daerah dan makanan khas masing-masing. Namun, sehari penuh mereka mengikuti TOC.

Ricky Morri (kedua dari kanan) berada di antara peserta Tournament of Champions, pulang membawa 3 medali. (Foto: Dokumen pribadi)
Ricky Morri (kedua dari kanan) berada di antara peserta Tournament of Champions, pulang membawa 3 medali. (Foto: Dokumen pribadi)

“Capek. Berat. Tapi, serunya juga di situ,” tambah Ricky.

Peserta lain, Jason Kusnadi, 15, dan Allison Tee, 15, mengatakan meskipun melelahkan, ajang ini layak diikuti. Ini pertama kali kedua siswa Sekolah Kristen Raffles (Raffles Christian School) Pondok Indah Jakarta Selatan mengikuti acara tersebut.

“WSC program dan kompetisi yang sangat bagus dan sangat berharga,” kata Allison.

“Jadi ini experience yang sangat valuable. Saya sih sangat merekomendasikan program ini karena ini juga memberi social networking dengan scholars dari seluruh dunia. Jadi, kita bisa berteman banyak. Selain itu, bagi mereka yang sebelumnya introvert atau gak bisa ngomong, kompetisi ini bisa stransformasi kita seperti menjadi orang berbeda,” tambah Jason.

SMA Binus Bekasi mengikuti ajang internasional ini pada 2018 dan 2019. Mereka ikut lagi tahun ini pasca pandemi COVID-19.

Di bawah gemblengan guru bahasa Inggris Frederick Flores, tim siswa SMA Binus mengikuti semua tahapan World Scholar’s Cup (WSC) sampai puncaknya, Turnament of Champions (TOC), di Yale University. Flores menuturkan persiapan mengikuti kompetisi dimulai begitu tahun ajaran baru dimulai. Di sekolah tersebut ada Speech and Debate Club atau klub pidato dan debat.

Frederick Flores (keempat dari kanan), pelatih dan pembimbing tim Binus School Bekasi. (Foto: Dokumen pribadi)
Frederick Flores (keempat dari kanan), pelatih dan pembimbing tim Binus School Bekasi. (Foto: Dokumen pribadi)

“Ini adalah kompetisi yang sangat bergengsi. Pada saat yang sama, ini adalah sesuatu yang dapat membuat siswa dihadapkan pada banyak kompetisi dan kemudian membiarkan mereka mencapai sesuatu dan pada saat yang sama membiarkan mereka merasakan pengalaman, berteman dengan budaya lain, negara lain, dan sekolah lain,” ungkap Flores.

Baik Allison maupun Jason menyarankan setiap pelajar SMP dan SMA mengikuti ajang WSC. Keduanya baru pertama kali mengikuti acara ini. Mereka mengakui bahwa ajang ini menuntut kemampuan berbahasa Inggris yang baik dan juga keuangan karena kompetisi ini digelar di berbagai kota dan finalnya di Yale University, di Amerika Serikat.

Setiap kali berpartisipasi dalam ajang dunia ini, Flores mengamati, Indonesia selalu menjadi salah satu negara dengan delegasi yang cukup besar.

Pelajar Indonesia Raih Puluhan Piala dari World Scholar’s Cup
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:05:29 0:00

“Mungkin Indonesia sangat tertarik dengan acara ini. Dan mereka sangat pandai dalam hal ini. Cara mereka mengekspresikan diri dan cara mereka berdebat, ya Tuhan, bagus sekali. Dan Indonesia selalu menjadi yang teratas,” katanya.

Dan itu bisa dilihat dari jumlah medali dan piala yang diraih tim delegasi Indonesia. Kegembiraan delegasi Indonesia memuncak ketika nama Indonesia disebut dalam deretan 10 besar peraih medali.

Ricky, Jason dan Allison senang pulang dengan membawa medali. Total tiga medali diraih Raffles Christian School. Binus School Bekasi merebut 39 medali. [ka/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG