Tautan-tautan Akses

Pekerja Sektor Pariwisata Paling Terdampak dari Pandemi


Pesawat maskapai Thai Airways diparkir di bandara Suvarnabhumi, Bangkok (25/5) karena pengurangan drastis jumlah penerbangan akibat pandemi.
Pesawat maskapai Thai Airways diparkir di bandara Suvarnabhumi, Bangkok (25/5) karena pengurangan drastis jumlah penerbangan akibat pandemi.

Industri pariwisata Thailand menyumbang sekitar 20% dari pendapatan kotor dalam negeri (produk domestik bruto) negara itu. Ketika peraturan pembatasan dilonggarkan, banyak pekerja industri jasa menghadapi perjuangan yang terus meningkat, dengan menipisnya tabungan dan meningkatnya hutang.

Antrean untuk mendapat jatah makanan di Thailand terlihat lebih umum karena penutupan atau lockdown telah menyebabkan banyak pekerja menganggur tanpa penghasilan, terutama di sektor pariwisata. Bisnis-bisnis komunitas bergabung untuk membantu menambah bantuan yang terbatas dari pemerintah, menyediakan makanan dan barang-barang penting bagi orang yang memerlukan.

“Sekarang ini terlihat jelas, 100% dari staf yang bekerja di hotel, semua kehilangan pekerjaan karena hotel-hotel belum diijinkan buka. BBQ tidak bisa dibuka sehingga orang tidak bisa duduk-duduk dan minum. Bar-bar dan pub juga tutup," kata Yodchai Chusankul.

Dengan keputusan pemberlakuan keadaan darurat Thailand yang diperpanjang hingga akhir Juni, kekurangan pelanggan berarti pengurangan pendapatan drastis bagi banyak orang. Bagi seorang ibu seperti Aorachorn, yang menghidupi keluarga besar, ia tidak bisa tinggal di rumah saja, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

“Saya tidak bisa tinggal di rumah karena kami tidak punya uang. Kadang-kadang saya mendapat sedikit uang yang saya perlukan untuk membeli susu dan popok untuk cucu-cucu saya. Saya punya dua cucu yang perlu makan," kata Srisakul yang bekerja sebagai koki.

Sebagian penghibur dan artis yang menganggur menciptakan cara-cara baru guna memenuhi kebutuhan hidup. Pemusik terkenal Choy Piyasak mengubah bar dengan live musiknya menjadi sanggar seni. Artis itu berencana menyumbangkan hasil penjualan di sanggar seninya untuk membantu korban COVID dan keluarga mereka.

“Saya tidak berharap banyak untuk bisnis musik karena tidak punya masa depan yang jelas tentang peraturan hiburan. Jadi, karya seni yang kami pamerkan sekarang di ruang ini, adalah cara untuk beradaptasi," ujarnya.

Sementara Thailand bergerak maju untuk membuka perekonomian lebih lanjut, ketika pandemi COVID menurun, belum jelas bagaimana hal itu akan mempengaruhi kehidupan para pekerja.​ [ps/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG