Tautan-tautan Akses

Eropa, Asia Hidupkan Kembali Kegiatan Ekonomi dengan Berhati-hati


Warga yang keluar rumah tampak berkumpul di Piazza Navona kota Roma, saat pembatasan Covid-19 mulai dilonggarkan di Italia.
Warga yang keluar rumah tampak berkumpul di Piazza Navona kota Roma, saat pembatasan Covid-19 mulai dilonggarkan di Italia.

Dua kota besar di Spanyol hari Minggu ini (17/5) masih memberlakukan lockdown, sementara seluruh bagian lain di negara itu mulai menghidupkan kembali kegiatan ekonominya.

Spanyol, yang saat ini menjadi negara keempat dengan jumlah korban meninggal akibat virus corona terbesar di dunia, hari Minggu melaporkan korban meninggal terendah sejak lockdown dimulai pertengahan Maret lalu.

Italia juga akan mulai menghidupkan kegiatan ekonominya minggu ini dan wisatawan mulai diizinkan berkunjung lagi mulai 3 Juni nanti.

Di Turki, warga lansia diizinkan meninggalkan rumah hari Minggu, bagian dari pedoman baru yang mengizinkan orang-orang yang berusia di atas 65 tahun atau yang berisiko tinggi tertular virus itu, untuk keluar rumah selama enam jam.

Inggris mengumumkan telah mempekerjakan hampir semua pelacak kontak untuk melacak perebakan virus ini ketika negara itu melonggarkan langkah-langkah lockdown. Tetapi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte akhir pekan lalu mengingatkan bahwa warga untuk tidak mengharapkan tersedianya vaksin dalam waktu dekat.

“Prosesnya masih sangat lama dan saya harus jujur mengatakan bahwa vaksin mungkin belum akan bisa dibuat,” demikian tulisan Johnson di suratkabar Inggris hari Minggu.

Sementara itu di Thailand, pusat-pusat perbelanjaan dibuka kembali untuk pertama kalinya hari Minggu ini ketika negara itu melaporkan kasus baru Covid-19 di bawah angka sepuluh.

Perebakan virus corona dan jumlah korban yang meninggal dunia akibat virus ini masih mencemaskan. Lebih dari 4,6 juta orang di seluruh dunia tertular dan lebih dari 312.000 orang meninggal dunia.

Amerika masih menjadi negara dengan jumlah korban terbesar di dunia, yaitu hampir 1,5 juta orang tertular dan lebih dari 90.000 orang meninggal .

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan hampir seperempat juta orang di dunia akan tertular virus ini dan 150 ribu orang di Afrika akan meninggal jika tidak ada langkah serius yang diambil. Kajian yang dipublikasikan di jurnal BMJ

Global Health itu memproyeksikan tingkat perebakan dan kematian yang lebih rendah di beberapa bagian dunia, seperti Eropa dan Amerika. [em/ii]

XS
SM
MD
LG