Tautan-tautan Akses

Pejabat Kesehatan: AS Harus Bersiap Hadapi Lebih Banyak Kasus Omicron


Seorang warga memasuki klinik vaksinasi COVID-19 di Manhattan, New York, pada 7 Desmeber 2021, di tengah merebaknya varian baru omicron di negara tersebut. (Foto: Reuters/Andrew Kelly)
Seorang warga memasuki klinik vaksinasi COVID-19 di Manhattan, New York, pada 7 Desmeber 2021, di tengah merebaknya varian baru omicron di negara tersebut. (Foto: Reuters/Andrew Kelly)

Varian omicron menjadi berita utama sebagai jenis virus corona terbaru di dunia. Di Amerika Serikat (AS), di mana hampir 200.000 kasus baru virus corona dilaporkan pada Selasa (7/12) oleh Johns Hopkins University, pejabat tinggi kesehatan masyarakat memperingatkan agar warga AS tetap waspada meskipun tingkat vaksinasi naik dan orang dari negara-negara di mana varian tersebut pertama kali terdeteksi dilarang masuk.

Dalam konferensi pers pada Selasa (7/12), direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika, Rochelle Walensky, mengatakan bahwa 99 persen kasus positif yang ada di Amerika adalah varian delta.

Bersama anggota tim respons COVID-19 Gedung Putih lainnya, ia meminta masyarakat bersabar sementara tim peneliti mempelajari lebih lanjut tentang varian omicron, yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada 24 November.

Di Amerika, 19 negara bagian telah melaporkan infeksi omicron, tetapi jumlah itu diperkirakan meningkat karena orang Amerika terus bergulat dengan pandemi yang telah berlangsung sejak kasus COVID-19 pertama diidentifikasi di negara bagian Washington pada Januari 2020 lalu.

"Terlalu dini untuk bisa menentukan seberapa parah penyakit itu, tetapi tampaknya dari kasus-kasus yang ada, kami belum melihat profil penyakit yang sangat parah," kata Anthony Fauci, kepala penasihat medis Gedung Putih.

“Faktanya, mungkin – saya garis bawahi, mungkin – tidak terlalu parah.” Namun, kata Fauci, omicron mungkin lebih menular daripada varian delta. [ka/jm]

XS
SM
MD
LG