Tautan-tautan Akses

Pejabat Keamanan Peringatkan Peningkatan Ancaman di Dalam Negeri AS


Gedung Departemen Keamanan Dalam Negeri di Tukwila, Washington, 3 Maret 2020.
Gedung Departemen Keamanan Dalam Negeri di Tukwila, Washington, 3 Maret 2020.

Pejabat keamanan AS memperingatkan bahwa kemarahan yang masih dirasakan terkait hasil pemilihan presiden baru-baru ini dan keluhan-keluhan lainnya bisa memicu kekerasan baru di seluruh negeri dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (Department of Homeland Security/DHS), Rabu (27/1), mengeluarkan Buletin Sistem Peringatan Terorisme Nasional (National Terrorism Alert System/NTAS) yang memperingatkan "situasi ancaman yang meningkat" tampaknya masih tetap ada sampai akhir April.

"Kerusuhan yang disertai kekerasan terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir dan kita tetap prihatin, orang-orang yang frustrasi dengan tindakan pemerintah , transisi presiden, serta keluhan dan masalah-masalah ideologi lainnya, bisa terus berlangsung," kata DHS dalam sebuah pernyataan, tanpa merinci lebih jauh.

Buletin itu lebih jauh memperingatkan bahwa ekstremis domestik "bisa menjadi lebih berani untuk menargetkan pejabat terpilih dan fasilitas pemerintah setelah penyerbuan 6 Januari 2021 terhadap Gedung Capitol AS di Washington, D.C.."

Para pejabat mengatakan keputusan untuk menerbitkan buletin baru dibuat setelah berkonsultasi dengan badan intelijen negara serta dengan badan penegak hukum. Terlepas dari kekhawatiran tersebut, DHS mengatakan "tidak memiliki informasi apa pun yang menunjukkan plot yang spesifik dan kredibel."

Pejabat federal sebelumnya memperingatkan sejumlah kekerasan di 50 negara bagian AS kemungkinan terjadi menjelang pelantikan Presiden Joe Biden minggu lalu, tetapi tidak banyakpenangkapan yang dilakukan.[my/pp]

XS
SM
MD
LG