Tautan-tautan Akses

Pejabat AS Akui Kemajuan Militer China, Termasuk dalam Uji Sistem Senjata Hipersonik


Penonton mengibarkan bendera China saat kendaraan militer yang membawa rudal balistik DF-41 meluncur saat parade di Beijing, China, 1 Oktober 2019. (Foto: AP)
Penonton mengibarkan bendera China saat kendaraan militer yang membawa rudal balistik DF-41 meluncur saat parade di Beijing, China, 1 Oktober 2019. (Foto: AP)

Pejabat-pejabat tinggi pertahanan Amerika mengakui kemajuan militer China baru-baru ini, termasuk dalam uji sistem senjata hipersonik, merupakan hal yang mengkhawatirkan, tetapi Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan jika China berharap dapat mengintimidasi atau menakutkan Amerika, hal itu tidak akan terjadi.

Austin berbicara pada Sabtu (4/12) dalam Forum Pertahanan Nasional Regan di Simi Valley, California, yang dihadiri para pejabat pemerintah dan eksekutif perusahaan pertahanan.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, kiri, bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook, dalam Pertemuan Konsultasi Keamanan ke-53 di Kementerian Pertahanan Nasional di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 2 Desember 2021. (Foto: via AP )
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, kiri, bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook, dalam Pertemuan Konsultasi Keamanan ke-53 di Kementerian Pertahanan Nasional di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 2 Desember 2021. (Foto: via AP )

“Kita tidak ingin memicu konfrontasi atau konflik. Sebagaimana yang telah berulangkali dijelaskan Presiden Biden, kita tidak ingin memicu Perang Dingin baru, atau dunia yang terpecah belah menjadi blok-blok yang kaku. Jadi iya kita memang sedang menghadapi tantangan yang berat. Namun Amerika bukan negara yang takut menghadapi kompetisi. Kita akan menjawab hal itu dengan tekad dan percaya diri. Bukan dengan rasa panik dan pesimisme," ujar Austin.

Soal Taiwan, Austin mengatakan Amerika sedang mencari jalur komunikasi terbuka dengan para pemimpin militer China untuk mencegah miskalkulasi.

“Kita tetap berpegang teguh pada kebijakan Satu Cina dan komitmen-komitmen kita berdasarkan UU Hubungan Taiwan untuk mendukung kemampuan Taiwan membela diri sendiri, sambil mempertahankan kapasitas kita untuk melawan segala upaya kekerasan yang akan membahayakan keamanan rakyat Taiwan. Sekarang kita sedang bekerja untuk meningkatkan pencegahan dan tidak berusaha mengubah status quo," katanya.

Austin juga bicara soal Ukraina dan Rusia yang kini menempatkan puluhan ribu tentara di sepanjang perbatasan mereka, dengan mengatakan Rusia telah melakukan invasi pada tahun 2014 ketika mencaplok Semenanjung Krimea.

“Ketika kita melihat jumlah tentara yang kini ada di sepanjang perbatasan kedua negara, ketika kita melihat hal-hal yang terjadi di ruang informasi, ketika kita melihat apa yang terjadi di dunia maya, ini benar-benar menimbulkan kekhawatiran. Kita akan fokus pada masalah ini, kita tentunya bertekad membantu Ukraina mempertahankan kedaulatan wilayahnya," kata Austin.

Austin tiba di California setelah lawatan dari Korea Selatan. Ini merupakan lawatan ketiganya ke kawasan Indo-Pasifik itu sejak menjadi menteri pertahanan pada bulan Januari lalu. [em/jm]

XS
SM
MD
LG