Tautan-tautan Akses

Pegawai Bank India Ditembak Mati di Kashmir


Seorang pria tak dikenal mengacungkan pistol selama protes terhadap undang-undang kewarganegaraan baru, di luar Universitas Jamia Millia Islamia di New Delhi, India, sebagai ilustrasi. (Foto: Reuters)
Seorang pria tak dikenal mengacungkan pistol selama protes terhadap undang-undang kewarganegaraan baru, di luar Universitas Jamia Millia Islamia di New Delhi, India, sebagai ilustrasi. (Foto: Reuters)

Terduga pemberontak menembak mati seorang manajer bank Kamis (2/6) di Kashmir yang dikelola India, kata polisi. Penembakan itu adalah yang ketujuh dalam serentetan pembunuhan di wilayah yang disengketakan itu.

Selama lebih dari tiga dekade, kelompok pemberontak telah memerangi setengah juta tentara India yang dikerahkan di wilayah mayoritas Muslim itu, menuntut kemerdekaan bagi Kashmir atau penggabungannya dengan Pakistan.

Seorang penyerang menembak pegawai bank Hindu, yang pindah dari negara bagian Rajasthan, India Barat, seminggu sebelumnya, di kantornya dengan pistol di daerah Kulgam, kata seorang petugas polisi kepada AFP.

“#Pegawai bank yang terluka yaitu Vijay Kumar #meninggal di rumah sakit karena luka-lukanya,” kata polisi dalam cuitan di Twitter.

Pada hari Selasa seorang guru sekolah perempuan Hindu juga ditembak mati oleh tersangka militan anti-India di daerah yang sama.

Pekan lalu tersangka militan juga menembak mati tiga polisi yang sedang tidak bertugas dan seorang aktris televisi, semuanya Muslim, dalam tiga serangan terpisah.

Beberapa hari sebelumnya, seorang pegawai pemerintah Hindu ditembak mati di kantornya oleh orang-orang bersenjata yang menurut polisi adalah anggota kelompok militan Lashkar-e-Toiba yang berbasis di Pakistan.

Kelompok pemberontak Front Perlawanan (The Resistance Front/TRF) mengaku bertanggung jawab atas kematian Kumar lewat akunnya di Telegram, meskipun kemudian menghapus postingan tersebut.

Kashmir yang dikelola India juga diklaim oleh Pakistan, yang menguasai sebagian wilayah tersebut.

Konflik yang telah berlangsung selama tiga dekade di wilayah itu telah menewaskan puluhan ribu warga sipil, tentara, dan pemberontak. [lt/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG