Tautan-tautan Akses

PBB Tunda Program Pemukiman Kembali Pengungsi di Niger


Para migran Afrika menunggu Misrata, Libya untuk dievakuasi ke Niger.
Para migran Afrika menunggu Misrata, Libya untuk dievakuasi ke Niger.

Badan urusan pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan bahwa pihaknya dipaksa menunda untuk sementara operasi pemukiman kembali pengungsi Afrika yang dievakuasi dari Libya ke Niger karena terlalu sedikit negara yang setuju untuk menerima mereka.

Pada bulan November, Niger setuju untuk menerima, berdasarkan basis transit, orang-orang Afrika yang dievakuasi oleh Badan urusan pengungsi PBB dari Libya untuk pemukiman kembali di negara-negara ketiga. UNHCR mengatakan telah berhasil mengevakuasi 1.400 orang dari Libya sejak bulan Desember.

Para pengungsi Afrika ditahan dalam keadaan mengerikan di pusat- pusat penahanan yang diselenggarakan oleh pemerintah Libya atas kesepakatan nasional.

Vincent Cochetel adalah utusan khusus UNHCR untuk Situasi di Mediterania Tengah.

Dia mengatakan UNHCR ingin mengevakuasi lebih banyak orang dari Libya, tetapi pemerintah Niger telah menghentikan operasinya karena terlalu sedikit pemberangkatan pemukiman kembali. Untuk saat ini, Cochetel mengatakan, UNHCR tidak memiliki solusi untuk masalah ini karena hanya 30 lokasi pemukiman kembali yang tersedia. Dia mengatakan, hal itu tidak cukup.

"Jadi, kami telah meminta negara-negara permukiman untuk berbuat lebih banyak untuk segera mengevakuasi ribuan orang yang pergi ke Niger, kecuali kalau kita memiliki tempat ini, orang harus terus menderita dalam keadaan mengerikan di pusat- pusat penahanan. Kami tidak memiliki solusi lain," kata Cochetel.

Ratusan ribu migran dari sub-Sahara Afrika melakukan perjalanan berbahaya ke Libya dengan harapan bisa mencapai Eropa dan mencapai kehidupan yang lebih baik. Saat ini, Badan migrasi PBB memperkirakan lebih dari 700.000 migran, termasuk paling sedikit 47.000 pengungsi, yang memerlukan perlindungan, berada di Libya.

Banyak yang tidak pernah sampai ke Italia, pelabuhan utama yang tersedia, karena mereka ditahan di pusat- pusat penahanan yang dikelola oleh penguasa Libya atau oleh penyelundup dan pedagang manusia yang menculik dan menyiksa mereka untuk mendapatkan uang tebusan.

UNHCR meminta hampir 227 juta dolar untuk operasi kemanusiaan di Mediterania tengah tahun ini. Cochetel mengatakan bahwa sebagian dari dana tersebut bisa digunakan untuk mencegah para pengungsi melakukan perjalanan menyedihkan ke Libya dengan menawarkan pilihan untuk suaka di negara-negara yang mereka lewati dalam perjalanan menuju ke Libya. [sp]

Recommended

XS
SM
MD
LG