Tautan-tautan Akses

PBB: 2 Perempuan, 3 Anak Tenggelam di Lepas Pantai Libya


Migran mencoba untuk tetap mengapung setelah jatuh dari perahu karet mereka selama operasi penyelamatan oleh kapal LSM Migrant Offshore Aid Station (MOAS) yang berbasis di Malta di Mediterania tengah di perairan internasional. (Foto: Reuters)
Migran mencoba untuk tetap mengapung setelah jatuh dari perahu karet mereka selama operasi penyelamatan oleh kapal LSM Migrant Offshore Aid Station (MOAS) yang berbasis di Malta di Mediterania tengah di perairan internasional. (Foto: Reuters)

Dua perempuan dan tiga anak tenggelam ketika sebuah perahu yang membawa puluhan migran yang menuju Eropa terbalik di Libya, kata seorang pejabat PBB, Rabu (31/3). Kecelakaan itu adalah yang terbaru yang melibatkan para migran yang mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa.

Safa Msehli, juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), mengatakan insiden itu terjadi pada Selasa (30/3) malam. Sebuah kapal nelayan dan penjaga pantai Libya berhasil menyelamatkan sekitar 77 migran dan mengembalikan mereka ke pantai, katanya.

Sebanyak 400 migran dicegat dan dikembalikan ke Libya, Selasa (30/3) malam, dan dibawa ke pusat penahanan negara di Afrika Utara itu, kata Msehli. Sedikitnya 480 migran dicegat dan dikembalikan ke Libya selama akhir pekan, menurut IOM.

Kecelakaan kapal migran pada hari Selasa (30/3) itu adalah yang terbaru di sepanjang rute migrasi Mediterania Tengah. Lebih dari 55 migran dilaporkan tewas bulan lalu di lepas pantai Libya.

Libya telah muncul sebagai titik transit dominan bagi para migran yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Afrika dan Timur Tengah. Negara kaya minyak itu jatuh ke dalam kekacauan setelah pemberontakan yang didukung NATO yang menggulingkan dan menewaskan penguasa yang lama berkuasa, Moammar Gadhafi, pada 2011.

Penyelundup manusia sering menjejalkan keluarga-keluarga yang putus asa ke dalam perahu perahu karet dengan peralatan minim yang sering mogok dan terombang ambing di sepanjang rute Mediterania Tengah yang berbahaya. Selama beberapa tahun terakhir, ratusan ribu migran telah mencapai Eropa, baik dengan upaya sendiri maupun setelah diselamatkan oleh regu penolong di laut. [lt/ab]

XS
SM
MD
LG