Tautan-tautan Akses

Paus Meninggalkan Thailand Menuju Jepang, Membawa Pesan Antinuklir


Paus Fransiskus mengunjungi Paroki Santo Petrus, Jumat, 22 November 2019, di luar Bangkok, Thailand. (Foto: AP / Gregorio Borgia)
Paus Fransiskus mengunjungi Paroki Santo Petrus, Jumat, 22 November 2019, di luar Bangkok, Thailand. (Foto: AP / Gregorio Borgia)

Paus Fransiskus meninggalkan Thailand pada hari Sabtu (23/11) setelah kunjungan tiga hari dan menuju ke Jepang. Di negara tersebut, Paus akan mengunjungi titik nol Hiroshima dan Nagasaki sebagai bagian dari kampanye melawan senjata nuklir.

Paus Fransiskus (82 tahun) ditemani ke bandara oleh sepupunya, Suster Ana Rosa Sivori, seorang biarawati yang telah bekerja di sekolah-sekolah Thailand selama lebih dari 50 tahun. Ia akan menjadi penerjemahnya dalam perjalanan itu.

Di Thailand, Paus akan merayakan misa bersama kaum minoritas yang beragama Katolik di negara yang mayoritas beragama Budha itu. Paus dijadwalkan akan berbicara mengenai penentangan perdagangan manusia dan eksploitasi seksual perempuan.

Di Jepang, Paus Fransiskus diperkirakan akan mengalihkan fokusnya ke kampanye antinuklirnya, terutama pada hari Minggu, ketika ia mengunjungi Hiroshima dan Nagasaki, satu-satunya kota di dunia yang mengalami serangan nuklir.

Sekitar 400 ribu orang terbunuh, baik secara langsung atau karena penyakit radiasi atau luka-luka akibat bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki tiga hari kemudian, ketika negara itu berusaha mengakhiri Perang Dunia Kedua.

Paus juga akan bertemu dengan para korban yang selamat, kemudian berdoa, dan membaca pesan tentang senjata nuklir di pusat gempa di Nagasaki. Ia kemudian akan mengunjungi Peace Memorial Park di Hiroshima.

Di ibu kota Jepang, ia akan bertemu dengan orang yang selamat dari bencana nuklir Fukushima 2011.

Paus menginginkan adanya larangan total terhadap senjata nuklir, lebih jauh dari pendahulunya, ketika ia mengatakan pada 2017 bahwa negara-negara tidak seharusnya menimbunnya, bahkan untuk tujuan pencegahan.

Jepang menekankan statusnya yang unik sebagai satu-satunya negara yang menderita serangan atom dan mendukung pelucutan senjata, tetapi tetap bergantung pada payung nuklir AS sebagai pencegah yang diperluas.[ah]

XS
SM
MD
LG