Tautan-tautan Akses

Paus Fransiskus Akan Bertemu Korban Kekerasan Seksual di Vatikan


Paus Fransiskus dalam misa di Kapel Sistine, Vatikan (14/3).
Paus Fransiskus dalam misa di Kapel Sistine, Vatikan (14/3).

Paus mengatakan pastor yang melakukan kekerasan terhadap anak mengkhianati tubuh Tuhan, menyebutnya "massa setan."

Paus Fransiskus telah mengumumkan bahwa ia akan bertemu dengan para korban kekerasan seksual bulan depan di Vatikan, dengan menambahkan bahwa ia memiliki "toleransi nol" terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan tersebut.

Berbicara pada wartawan dalam perjalanan pulang dari Timur Tengah, Senin (26/5), Paus mengatakan tiga uskup telah diselidiki atas kaitannya dengan tindak kekerasan. Ia tidak memberikan rincian, namun mengatakan bahwa tidak akan ada hak istimewa bagi pejabat gereja yang menghadapi tuntutan.

Paus mengatakan pastor yang melakukan kekerasan terhadap anak mengkhianati tubuh Tuhan, menyebutnya "massa setan."

Pertemuan ini akan menjadi yang pertama bagi Paus Fransiskus. Skandal yang ditutup-tutupi itu masih mengguncang Gereja Katolik lebih dari satu dekade setelah banyak korban muncul di publik.

Sementara itu, Paus pada Senin juga mengatakan ia percaya pastor-pastor Katolik Roma seharusnya menjalani hidup selibat, tapi ia menambahkan bahwa aturan itu bukan dogma yang tidak dapat diubah, dan "pintu selalu terbuka" untuk berubah.

Paus membuat komentar sama ketika ia menjadi uskup agung Buenos Aires, namun pernyataannya pada wartawan tersebut merupakan yang pertama sejak ia menjadi Paus.

"Hidup selibat bukan dogma. Itu aturan kehidupan yang sangat saya hargai dan saya kira itu hadiah untuk Gereja, namun karena itu bukan dogma, pintu selalu terbuka," ujarnya.

Meski hidup selibat adalah tradisi yang berawal sekitar 1.000 tahun lalu, hal tersebut tidak dianggap dogma, atau hal yang tak dapat diubah dalam pengajaran Gereja. Telah ada tekanan untuk berubah, terutama sejak munculnya skandal-skandal kekerasan seksual. Para pendukung hidup selibat opsional di Gereja mengatakan frustrasi seksual dapat mendorong pastor untuk melakukan kekerasan seksual terhadap anak.

Namun Gereja telah menolak argumen ini, dengan mengatakan bahwa pedofilia, baik di dalam Gereja atau di luar, dilakukan oleh orang-orang dengan masalah psikologis. (VOA/Reuters)
XS
SM
MD
LG