Tautan-tautan Akses

Pasukan Perdamaian PBB Ambil Alih Misi di Mali


Sebagian besar dari sekitar 6.000 tentara Afrika di Mali resmi menjadi bagian dari pasukan perdamaian PBB dalam upacara Senin (1/7).
Sebagian besar dari sekitar 6.000 tentara Afrika di Mali resmi menjadi bagian dari pasukan perdamaian PBB dalam upacara Senin (1/7).

Pasukan perdamaian PBB Senin (1/7) telah mengambil alih tugas dari misi yang dipimpin Afrika di Mali, sementara negara itu mengupayakan kestabilan menjelang pemilihan presiden bulan ini.

Pasukan perdamaian PBB telah mengambil alih tugas dari misi yang dipimpin Afrika di Mali, sambil negara itu mengupayakan kestabilan menjelang pemilihan presiden bulan ini.

Dalam sebuah upacara hari Senin, sebagian besar dari keenam ribu tentara Afrika menjadi bagian dari pasukan PBB, enam bulan setelah mereka pertama dikerahkan untuk membantu tentara Mali melawan kaum Islamis yang merebut kekuasaan atas wilayah Mali utara.

Kepala misi PBB ke Mali, Bert Koenders, Senin mengatakan di Bamako bahwa pasukan Afrika yang sudah berada di Mali memiliki empat bulan untuk mendapat pelatihan tentang peraturan pasukan perdamaian PBB.

Koenders mengatakan mereka juga akan dilatih dan dilengkapi untuk menjalankan misi mereka, dengan kuat dan tegas.

Koenders mengatakan kontingen PBB secara bertahap akan dikerahkan ke kota-kota utama di Mali utara di mana mereka akan berpatroli sendirian dan bersama tentara Mali. Dia mengatakan pasukan itu akan berupaya meminimalkan risiko bagi warga sipil.

Dewan Keamanan PBB menyetujui misi satu tahun dengan menggunakan 11.200 personil militer dan 1.440 polisi internasional, yang merupakan salah satu misi pasukan keamanan PBB yang paling besar. Tugasnya adalah mendukung proses politik Mali dan melindungi warga sipil serta warisan-warisan budaya sambil menciptakan kondisi yang diperlukan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.

Kepala pasukan perdamaian PBB Herve Ladsous mengunjungi kota Timbuktu hari Minggu. Ia menemui para tokoh politik dan agama, dan meninjau sebuah lokasi warisan budaya UNESCO.

Recommended

XS
SM
MD
LG