Tautan-tautan Akses

Pasca Perpanjangan Bebas Tarif Bea Masuk, RI Incar Investasi dan Perdagangan AS


Tumpukan kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, di Jakarta, 3 Agustus 2020. (Foto: Reuters)
Tumpukan kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, di Jakarta, 3 Agustus 2020. (Foto: Reuters)

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan, Minggu (1/11), Indonesia akan mengalami peningkatan signifikan dalam bidang perdagangan dan investasi dari Amerika (AS), sebagai hasil dari fasilitas preferensi perdagangan yang diperbarui oleh Washington.

“Ambisi pemerintah adalah menggandakan perdagangan (AS-Indonesia) dalam lima tahun ke depan menjadi $60 miliar, sekaligus mendorong investasi AS,” kata Mahendra seperti dikutip oleh kantor berita Reuters.

Ia mencatat perkembangan ini terjadi setelah negosiasi selama lebih dari dua tahun.

Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (United States Trade Representatives/USTR) mengatakan pada Jumat (30/10) bahwa pihaknya telah menyelesaikan peninjauan kelayakan Indonesia untuk memperoleh fasilitas Generalized System of Preferences (GSP), tanpa kehilangan manfaat sebelumnya.

Program GSP memberikan status perdagangan istimewa kepada negara-negara berkembang.

Menurut data kementerian perdagangan Indonesia, total perdagangan dua arah dengan AS bernilai $28,6 miliar tahun lalu.

Mahendra mengatakan dalam konferensi pers bahwa Korporasi Keuangan Pembangunan Internasional (U.S. International Development Finance Corporation/DFC) AS juga 'sangat berminat untuk menanamkan investasi di Lembaga Pengelola Investasi atau Sovereign Wealth Fund yang akan dibentuk, yang bernilai $5 miliar. [vm/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG