Tautan-tautan Akses

Parlemen Hungaria Larang Penggambaran Homoseksualitas pada Anak di Bawah Umur


Para aktivis LGBTQ melakukan aksi unjuk rasa di depan Parlemen Hungaria di Budapest untuk menolak UU yang melarang penggambaran homoseksualitas pada anak di bawah 18 tahun, Senin (14/6).
Para aktivis LGBTQ melakukan aksi unjuk rasa di depan Parlemen Hungaria di Budapest untuk menolak UU yang melarang penggambaran homoseksualitas pada anak di bawah 18 tahun, Senin (14/6).

Parlemen Hungaria hari Selasa (15/6) meloloskan undang-undang yang melarang homoseksualitas dalam konten apapun untuk menggambarkan atau “mempromosikan” homoseksualitas atau peralihan jenis kelamin pada siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun.

Majelis Nasional Hungaria meloloskan undang-undang itu dengan suara 157 banding 1.

Partai Fidesz pimpinan Perdana Menteri Viktor Orban memiliki mayoritas suara di parlemen, dan anggota parlemen dari sayap kanan Partai Jobbik juga mendukung langkah tersebut. Seorang anggota parlemen independen menentang pengesahan itu.

Partai Fidesz pimpinan PM Viktor Orban memiliki mayoritas suara di parlemen Hongaria.
Partai Fidesz pimpinan PM Viktor Orban memiliki mayoritas suara di parlemen Hongaria.

Berdasarkan undang-undang itu, program pendidikan, iklan, buku, film atau program televisi apapun yang menggambarkan homoseksualitas atau minoritas gender lainnya secara positif akan dilarang.

Partai yang berkuasa membela undang-undang itu, dengan mengatakan undang-undang itu dirancang untuk mencegah pedofilia. Tetapi kelompok-kelompok HAM mengatakan aturan itu akan digunakan untuk melecehkan atau menstigmatisasi warga Hungaria berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender mereka.

Dewan Eropa mengutuk undang-undang itu sebagai “menyesatkan dan salah.” Hal serupa disampaikan sejumlah LSM, termasuk Amnesty International.

Peneliti senior Human Rights Watch Untuk Eropa Timur, Lydia Gall, lewat Twitter mengatakan “mengaitkan pedofilia dengan orang-orang LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender), melarang pendidikan seksual komprehensif dan mencekik kebebasan berbicara merupakan hal tercela dan tidak layak bagi sebuah negara anggota Uni Eropa.”

Lebih jauh ia menyerukan kepada Komisi Eropa, yang merupakan cabang eksekutif Uni Eropa, untuk mengambil tindakan.

Pemungutan suara di parlemen Hungaria itu berlangsung sehari setelah ribuan orang turun ke jalan-jalan di ibu kota Budapest untuk mengecam undang-undang itu dan “propaganda terus menerus” yang dilakukan pemerintah terhadap komunitas LGBT.

Walikota Budapest Gergely Karacsony menulis di Facebook “pada hari yang memalukan ini, kelompok oposisi seharusnya tidak berada di parlemen, tetapi di jalan!”

Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Jerman Michael Roth mencuit di Twitter, “keputusan di parlemen Hungaria hari ini mencerminkan satu lagi diskriminasi sangat buruk yang dilakukan negara terhadap warga LGBTQ. Undang-undang ini melawan semua hal yang kita hormati sebagai nilai-nilai bersama Eropa. Solidaritas dan dukungan penuh bagi warga LGBTQ di Hungaria.” [em/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG