Tautan-tautan Akses

Paris Evakuasi 1.500 Migran Sementara Arus Pendatang Baru Terus Meningkat


Migran berkumpul di sebuah tumpukan tanah longgar di dekat bekas "hutan" di Calais, Perancis, 1 Juni 2017. (Foto: dok).
Migran berkumpul di sebuah tumpukan tanah longgar di dekat bekas "hutan" di Calais, Perancis, 1 Juni 2017. (Foto: dok).

Pihak berwenang di Paris mengevakuasi sekitar 1.500 migran dari sebuah daerah permukiman di ujung utara ibukota Perancis itu. Langkah tersebut diambil sebagai bagian dari usaha Eropa membendung peningkatan arus pendatang baru, khususnya dari Afrika dan Timur Tengah.

Polisi mengatakan, para migran yang berada di La Chapelle, Jumat (7/7), dipindahkan ke tempat-tempat penampungan sementara yang telah dibangun di kawasan itu, di mana mereka akan menjalani pemeriksaan medis dan pengarahan. Para pejabat balai kota mengatakan, ini merupakan operasi evakuasi ke-34 selama dua tahun terakhir.

Tanpa memperdulikan udara musim panas yang menyengat, kelompok-kelompok migran, yang umumnya pria kulit hitam, tampak mengantri masuk ke dalam bus-bus yang disediakan pihak berwenang.

Sejumlah migran tampak tidak menyembunyikan rasa lega mereka karena bisa meninggalkan tempat tinggal sementara mereka selama ini yang kotor dan dipenuhi sampah. Sejak datang di Paris, mereka terpaksa tidur di dalam tenda, kantung tidur atau gubuk yang terbuat dari karton-karton bekas.

Dalam sebuah pernyataan, kepolisian Paris menyatakan kamp-kamp migran tanpa izin itu membahayakan keamanan dan kesehatan tidak hanya para migran tapi juga penduduk Paris di daerah itu.

Sekitar 350 polisi dan 100 petugas lain dikerahkan dalam operasi itu. Para migran itu akan diberi pengarahan dan disebar ke berbagai tempat di Paris sehingga memungkinkan mereka menempuh jalur hukum untuk mendapat izin tinggal. Polisi mengatakan, sejumlah migran kemungkinan akan dideportasi.

Selama musim panas ini, arus migran ke Eropa meningkat. Paris sendiri setiap harinya didatangi puluhan migran yang berusaha menghindari konflik dan kemiskinan di Afrika dan Timur Tengah. Sejumlah migran juga berasal dari Libya yang terpaksa menempuh perjalanan laut yang berbahaya.

Banyak migran berusaha mencapai pelabuhan Calais dengan harapan bisa menyeberang ke Inggris. Namun tak sedikit yang berusaha menetap di Paris untuk mencari pekerjaaan atau mengajukan permohonan suaka. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG