Tautan-tautan Akses

Para Siswa di California Ciptakan Bursa Saham Virtual


Beberapa siswa SMA di California menciptakan program perdagangan saham virtual.
Beberapa siswa SMA di California menciptakan program perdagangan saham virtual.

Beberapa siswa di California telah menciptakan program perdagangan saham virtual untuk perusahaan-perusahaan milik para mahasiswa, semuanya disimulasikan tetapi realistis. Tugas sekolah itu membantu mereka memahami pasar uang selagi mereka belajar tentang tantangan bisnis.

Mereka berkonsultasi dengan sesama siswa dan mencari calon klien. Perusahaan virtual mereka, yang disebut Invest, adalah bursa yang berbasis di San Juan Hills High School di California.

Jeremy Wooten adalah seorang guru di sekolah tersebut. Mengenai proyek itu dia mengatakan, “Saya pikir belajar dari buku dan catatan dan kuliah itu penting, tetapi pelajaran ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk benar-benar keluar dan tampil sebagai pelaku bisnis.”

Para pengelola perusahaan milik siswa itu berlatih untuk memberikan presentasi.

Bursa saham mereka ada di ruang kelas serta online, dan menggunakan mata uang virtual. Program bursa saham itu dibuat berdasarkan teknologi keuangan mutakhir yang dikenal sebagai blockchain dan mencatat serta menyimpan catatan transaksi cryptocurrency atau mata uang digital di seluruh komputer yang terhubung ke jaringan antar teman siswa.

Jaden Bryan adalah siswa yang bertindak sebagai Chief Operating Officer (CEO) atau direktur operasi perusahaan siswa itu. Dia menjelaskan, “Jadi, kami tidak hanya belajar cara berdagang ekuitas seperti di dunia nyata, tapi kami juga mendapatkan sedikit paparan teknologi blockchain, yang merupakan jenis manajemen keuangan yang akan mereka hadapi kelak.”

Para siswa menyiapkan diri untuk ikut pameran dagang di New York, yang disponsori oleh kelompok pendidikan nirlaba Virtual Enterprises International. Siswa dari berbagai penjuru Amerika Serikat akan memamerkan proyek bisnis mereka.

Nick Chapman, dari Virtual Enterprises International, menjelaskan, “Sepanjang tahun, mereka mengembangkan rencana bisnis, menerapkan model bisnis mereka, mengembangkan situs web dan berpartisipasi dalam pameran dagang serta melakukan transaksi penjualan ke berbagai perusahaan di bursa.”

Proyek siswa ini selangkah lebih maju daripada bisnis virtual lainnya, yang memungkinkan siswa untuk mengumpulkan uang virtual dengan menjual saham, sama seperti di bursa saham Wall Street di kota New York.

James Wale, seorang siswa yang bertindak sebagai Chief Financial Officer atau direktur keuangan perusahaan itu.

Dia menerangkan, “Kami juga harus mengembangkan hal-hal seperti polis asuransi, seperti iklan. Kami harus membayar anggaran bulanan, sehingga kami dapat memastikan bahwa uang kami dikelola secara efisien.”

Siswa menghadapi semua masalah dalam menjalankan bisnis.

Cole Lowey, siswa, bertindak sebagai direktur pemasaran. Dia menjelaskan, “Kami memiliki 26 karyawan, yang merupakan jumlah yang besar untuk sebuah perusahaan baru, dan itu jelas merupakan tantangan besar bagi kami.”

Posisi tinggi dalam perusahaan dituntut tanggung jawab yang besar pula, kata chief executive officer atau direktur eksekutif perusahaan milik siswa itu.

Emily Wale, siswa, bertindak sebagai CEO atau direktur pelaksana perusahaan. Dia menjelaskan, “Sulit untuk menjadi CEO dan semua orang mengandalkan kita dan mengharapkan hal-hal besar dari kitta, terutama karena saya masih sangat muda dan saya memiliki terlalu sedikit pengalaman dalam dunia bisnis. Jadi, ini semua merupakan tantangan bagi saya untuk bisa tampil di kelas dengan rencana yang siap untuk semua orang setiap hari.”

Namun, para siswa mengatakan mereka senang selagi menghadapi semua tantangan itu, dan belajar bagaimana menjalankan bisnis yang baik. (lt)

XS
SM
MD
LG