Tautan-tautan Akses

Para Rektor, Akademisi Yogyakarta Imbau Pilpres Damai


Para rektor sejumlah perguruan tinggi dan akademisi di Yogyakarta menyampaikan deklarasi imbauan agar Pilpres 9 Juli 2014 berlangsung jujur dan adil dan berlangsung damai di Balairung Kampus UGM, Bulaksumur, Yogyakarta, 7 Juli 2014 (Foto: VOA/Munarsih).
Para rektor sejumlah perguruan tinggi dan akademisi di Yogyakarta menyampaikan deklarasi imbauan agar Pilpres 9 Juli 2014 berlangsung jujur dan adil dan berlangsung damai di Balairung Kampus UGM, Bulaksumur, Yogyakarta, 7 Juli 2014 (Foto: VOA/Munarsih).

Sejumlah rektor perguruan tinggi dan para akademisi di Yogyakarta menyampaikan deklarasi dan imbauan Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 jujur dan adil serta berlangsung dengan damai, Senin (7/7).

Bertempat di Balairung kampus Universitas Gajah Mada di Bulaksumur, Senin (7/7), sejumlah rektor perguruan tinggi dan para akademisi di Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan deklarasi dan imbauan pemilihan presiden 9 Juli 2014 jujur dan adil serta berlangsung dengan damai.

Melihat dinamika politik sebelum dan selama kampanye pilpres 2014, menurut para akademisi, menimbulkan banyak kekhawatiran. Persaingan yang ketat antara dua calon pasangan presiden dan wakil presiden di satu sisi mengundang keaktifan warga dalam politik namun disisi lain menimbulkan suasana ketegangan politik yang tinggi.

Rektor UGM Prof. Pratikno mewakili para akademisi DIY mengajak seluruh komponen bangsa untuk berpolitik dan berdemokrasi secara bermartabat dan harus lulus dari ujian kejujuran, keadilan dan kedamaian. "Kami masyarakat akademisi Daerah Istimewa Yogyakarta mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk menjamin pemilihan presiden berjalan secara jujur, adil dan damai. Mari kita awasi prosesnya, kita hormati hasilnya, dan kita jaga kinerjanya,” imbaunya.

Menurut rektor UGM, dua hari menjelang pemilu merupakan momen yang menentukan apakah bangsa Indonesia “lulus ujian” mempertahankan demokrasi yang telah dibangun dengan susah payah sejak 1998. Kematangan demokrasi Indonesia bisa diukur dari proses pemilu yang jujur dan adil serta suasana damai setelah presiden terpilih.

“Di dua level; satu kejujuran dan keadilan dan yang kedua di perdamaian, satu proses dan satunya paska. Itu ujian yang paling berat. Jadi kalau kita jujur dan adil dan kita damai maka kita punya ruang untuk bisa menghormati hasil. Ini ujian; jangan sampai bangsa Indonesia tergelincir dalam beberapa hari saja,” kata Rektor UGM Prof. Pratikno.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof. Rachmat Wahab mengatakan, akademisi mempunyai komitmen moral agar pemilihan presiden berlangsung secara damai.

Di internal UNY juga ada imbauan agar semua pihak menjaga agar pemilu berlangsung damai. “Punya kewajiban moral untuk menyelamatkan bangsa kita juga tidak ingin berpihak pada sisi manapun jadi kita berpihak kepada rakyat. Jauh lebih efisien kalau kita kalau kita lakukan preventif, ya kita menghimbau semua menggunakan hati masing-masing untuk bisa merespon dan mengawal serta berpartisipasi secara optimal,” kata Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof. Rachmat Wahab.

Sementara itu Koordinator Perguruan Tinggi (Kopertis) Wilayah Lima untuk DIY DR. Bambang Supriyadi mengatakan, perguruan tinggi swasta dengan banyaknya jumlah mahasiswa juga berkepentingan untuk pemilu yang berlangsung secara damai dan demokratis.

“Untuk pilpres ini meskoipun tidak dengan surat yang formal tetapi selalu mengimbau agar supaya mengarahkan terutama menjaga jangan sampai ada kekacauan. Karena itu PTS (perguruan Tinggi Swasta) yang ada di Yogya yang jumlahnya 107 dengan mahasiswa kurang lebih dengan student body sampai 160-ribu itu juga merupakan bagian-bagian dari orang-orang yang nyoblos, mengkin juga dia juga menjadi pendukung di satu sisi atau yang lain,” kata DR. Bambang Supriyadi.

Hari Senin (7/7), Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta juga memetakan setidaknya terdapat 191 dari total 8.354 TPS di seluruh DIY tergolong rawan, dan di wilayah tersebut akan diterjunkan satuan polisi khusus Brimob.

Recommended

XS
SM
MD
LG