Tautan-tautan Akses

Pangkalan AD AS Beralih ke Proyek Energi Terbarukan


Markas Korps III AD AS di Fort Hood, Texas, 6 November 2009. (Foto: dok).
Markas Korps III AD AS di Fort Hood, Texas, 6 November 2009. (Foto: dok).

Fort Hood, Texas, sebuah pangkalan militer AS terbesar di bumi Amerika telah mulai menggunakan hampir setengah dari kebutuhan listriknya dari sumber energi terbarukan, dalam hitungan hari setelah keputusan Presiden Donald Trump untuk mundur dari kesepakatan global untuk menanggulangi perubahan iklim.

Pangkalan militer AS terbesar di bumi Amerika telah mulai menggunakan hampir setengah dari kebutuhan listriknya dari sumber energi terbarukan, dalam hitungan hari setelah keputusan Presiden Donald Trump untuk mundur dari kesepakatan global untuk menanggulangi perubahan iklim.

Fort Hood, di Texas, telah beralih dari bahan bakar fossil ke energi bayu dan surya guna mencegah pangkalan tersebut dari ketergantungan pada sumber-sumber dari luar, ujar seorang juru bicara.

“Kita harus berusaha untuk mandiri. Apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan dan kita diserang atau seseorang menyerang jaringan listrik kami, sudah barang tentu anda ingin agar Fort Hood dapat merespon,” ujar Chris Haug, juru bicara Fort Hood, saat diwawancara lewat telepon.

Proyek tersebut membuat pangkalan Angkatan Darat, yang mengelola 36.500 personel aktif dan 6.000 bangunan, sejalan dengan upaya Departemen Pertahanan yang telah berlangsung selama satu dekade untuk mengubah operasinya yang boros penggunaan bahan bakar fossil ke sumber energi terbarukan.

Proyek ini berlangsung di saat munculnya keputusan Trump pekan lalu untuk menarik Amerika Serikat dari kesepakatan global bersejarah untuk menanggulangi perubahan iklim, kesepakatan Paris, langkah yang menimbulkan kecaman dari para pemimpin dunia dan pemimpin industri.

Proyek ini sudah beroperasi secara penuh. Panel suryanya yang berjumlah 63.000 buah, berlokasi di lahan pangkalan tersebut, dan 21 turbin angin yang berlokasi di luar pangkalan menyediakan total tenaga listrik sebesar kurang lebih 65 megawat, menurut pernyataan yang dikeluarkan pihak Angkatan Darat.

Sebelumnya, 77 persen dari kebutuhan energi pangkalan dihasilkan oleh bahan bakar fossil, sebagaimana ditunjukkan oleh laporan awal di tahun 2015 yang mempertimbangkan rencana pengalihan ke sumber energi terbarukan.

Pembakaran bahan bakar fossil menghasilkan gas-gas rumah kaca yang dituduh oleh para ilmuwan sebagai penyebab meningkatnya suhu di bumi.

Kesepakatan Paris bertujuan untuk mengurangi emisi semacam itu, termasuk mendorong peralihan ke energi bersih.

Ladang panel surya dan bayu milik Fort Hood akan membawa penghematan lebih dari $100 juta dalam kurun waktu 30 tahun, ujar pihak Angkatan Darat.

Selama dekade terakhir, pejabat militer dan intelijen AS telah mengembangkan kesepakatan luas tentang ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, sebagian karena mengancam timbulnya bencana alam di kawasan pantai yang padat penduduk, merusak pangkalan-pangkalan militer Amerika di seluruh dunia dan membuka kompetisi global terhadap sumber daya alam yang baru.

Jumlah proyek energi terbarukan yang dikelola pihak militer hampir naik tiga kali lipat menjadi 1.390 antara tahun 2011 dan 2015, sebagaimana hasil analisis Reuter terhadap data Departemen Pertahanan yang telah disajikan sebelumnya.

Defense Logistics Agency (DLA), sebuah badan yang berada di bawah Departemen Pertahanan yang membantu peralihan Angkatan Darat ke energi terbarukan, juga menjalin kerjasama dengan Angkatan Udara AS dalam sebuah proyek energi terbarukan jangka panjang, ujar seorang wanita juru bicara DLA kepada Thomson Reuters Foundation. [ww]

XS
SM
MD
LG