Tautan-tautan Akses

Paket Infrastruktur Biden $1,2 Triliun Hadapi Tantangan di Kongres


Presiden AS Joe Biden (tengah), bersama kelompok Senator bipartisan berbicara kepada media mengenai perkembangan rencana infrastruktur senilai $1,2 Triliun di luar Gedung Putih, Kamis (24/6).
Presiden AS Joe Biden (tengah), bersama kelompok Senator bipartisan berbicara kepada media mengenai perkembangan rencana infrastruktur senilai $1,2 Triliun di luar Gedung Putih, Kamis (24/6).

Perjanjian infrastruktur bipartisan senilai $1,2 Triliun yang diajukan pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk membangun kembali jalan, jembatan dan proyek lainnya menghadapi pekan yang genting, yang dapat menentukan cakupan investasi infrastruktur AS.

Bagian tersulit dari perjanjian yang rapuh antara pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan sekelompok senator bipartisan tentang anggaran belanja infrastruktur AS adalah mengusahakan dukungan yang lebih luas dari para anggota Kongres di kedua kubu partai. Yang masih belum pasti adalah apakah rancangan undang-undang terbatas itu yang akan diloloskan atau justru RUU dukungan Partai Demokrat yang lebih ambisius – dan kemungkinan menimbulkan perpecahan lebih besar – yang akan disahkan Kongres.

RUU yang bipartisan itu mengatur anggaran senilai $1,2 Triliun untuk dibelanjakan selama delapan tahun dan ditujukan pada pembangunan jalan, jembatan, rel kereta, transportasi umum dan bandara, serta perbaikan jaringan listrik dan perluasan akses internet broadband. Anggaran untuk mendanai proyek-proyek itu dilaporkan mengandalkan sisa dana bantuan pandemi yang tidak terpakai dan pos lainnya.

Pada Sabtu (26/6), Biden menarik kembali pernyataannya yang tampaknya menghubungkan dukungannya pada kesepakatan itu dengan pengesahan RUU belanja anggaran lain terkait dengan apa yang disebut “infrastruktur manusia,” seperti perawatan warga lanjut usia, pendidikan dan perawatan anak. Paket senilai $6 Triliun itu akan mencakup peningkatan pajak bagi orang-orang kaya guna mendanainya.

Beberapa pimpinan Partai Demokrat mengaku tidak senang dengan paket bipartisan yang diperkecil itu.

Senator Elizabeth Warren dari Partai Demokrat pekan lalu membahas kesepakatan infrastruktur itu dalam program ABC “This Week”.

Senator Elizabeth Warren (foto: dok).
Senator Elizabeth Warren (foto: dok).

“Saya tidak bisa memberikan suara saya untuk sub-paket seperti itu, di mana paket infrastruktur diloloskan tetapi urusan perawatan anak tidak diperhatikan, energi terbarukan tidak diperhatikan, para milyarder tidak diwajibkan membayar. Seharusnya semua keping-keping itu diloloskan karena pada akhirnya itu merupakan satu paket tunggal,” ujarnya.

Untuk mengatasi filibuster – upaya merintangi diloloskannya sebuah RUU – di Senat AS yang sangat terbelah, RUU itu memerlukan setidaknya 60 suara.

Senator Joe Manchin dari Partai Demokrat, yang merupakan bagian dari kelompok bipartisan itu, mengatakan akan ada waktu untuk mengerjakan RUU infrastruktur yang lebih besar.

“Kita punya dua jalur. Dan persis itulah yang saya yakini akan terjadi. Kita telah bekerja di satu jalur, nanti kita akan mengerjakan jalur kedua. Karena ada banyak sekali kebutuhan yang harus dipenuhi,” kata Manchin.

Paket Infrastruktur Biden $1,2 Triliun Hadapi Tantangan dari Partai Demokrat dan Republik
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:13 0:00

Sementara itu, Senator Rob Portman dari Partai Republik, yang juga terlibat dalam kesepakatan itu, mengatakan bahwa paket infrastruktur yang lebih kecil merupakan peluang bagus untuk menghasilkan sesuatu.

“Orang-orang mengamati kita untuk menyelesaikan sesuatu, khususnya di bidang infrastruktur. Tapi secara lebih umum, agar kita mampu bekerja sama memecahkan masalah-masalah besar,” tukasnya.

Baik Gedung Putih maupun pimpinan Partai Demokrat berharap kedua paket itu akan bisa disahkan pada Juli mendatang. [rd/jm]

XS
SM
MD
LG