Tautan-tautan Akses

Oxfam Selidiki 26 Tuduhan Pelecehan Seksual Baru


Dua perempuan berjalan melewati sebuah tembok dengan tulisan Oxfam di dindingnya di Port-au-Prince, Haiti (foto: ilustrasi).
Dua perempuan berjalan melewati sebuah tembok dengan tulisan Oxfam di dindingnya di Port-au-Prince, Haiti (foto: ilustrasi).

Badan bantuan Inggris Oxfam mengatakan sedang menyelidiki 26 tuduhan baru tentang perilaku seksual yang tidak patut. Ini dilakukan pasca terungkapnya informasi pekan lalu bahwa sejumlah staf Oxfam di Haiti tahun 2011 membayar beberapa pelacur, pasca gempa bumi yang meluluhlantakkan negara di Karibia itu pada tahun sebelumnya.

Selagi beberapa lembaga bantuan lain mulai menyelidiki cara mereka menangani keluhan pelanggaran, skandal itu tampaknya menjadi titik balik untuk sektor bantuan kemanusiaan.

Beberapa direktur Oxfam – yang dipanggil oleh sebuah komite anggota parlemen Inggris – hari Selasa (20/2) minta maaf atas kerugian yang ditimbulkan pada warga Haiti dan pekerja bantuan yang telah terkena dampak.

“Ini berhubungan dengan upaya menyelaraskan staf kami dengan nilai-nilai Oxfam. Beberapa orang keji masuk ke dalam organisasi kami dan menyalahgunakan kepercayaan rakyat Inggris. Mereka lolos dari pengamatan, dan mendapat rekomendasi untuk mundur. Ini salah. Jadi kami akan mengubah budaya ini,’’ ujar Winnie Byanyima, direktur eksekutif Oxfam International, kepada anggota parlemen Inggris.

Roland van Hauwermeiren, direktur eksekutif Oxfam di Haiti ketika terjadinya insiden itu yang juga warga negara Belgia, diijinkan mengundurkan diri sebelum penyelidikan itu berakhir. Ia menyangkal melakukan kesalahan.

Beberapa badan amal lainnya, termasuk Save the Children dan Doctors Without Borders, kini sedang menyelidiki penanganan yang mereka lakukan terhadap tuduhan pelecehan. Banyak negara, termasuk Haiti, segera meninjau kembali hubungan mereka dengan organisasi-organisasi bantuan itu.

Pada tahun 2017 Oxfam menerima sekitar 45 juta dolar dari pemerintah Inggris. Jumlah yang hampir sama juga diterima dari Uni Eropa. Kedua pihak itu kini sedang mengkaji pendanaan tersebut. Menteri Luar Negeri Untuk Urusan Pembangunan Internasional Inggris Penny Morduant mengingatkan badan-badan amal bahwa praktik mereka kini berada dalam pengawasan ketat. [em/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG