Tautan-tautan Akses

OPEC Hampir Dekati Kesepakatan Produksi Minyak Jelang Pertemuan Penting


Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zanganeh, berbicara kepada media di sebuah hotel di Wina, Austria, Selasa, 19 Juni 2018 (foto: AP Photo/Ronald Zak)
Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zanganeh, berbicara kepada media di sebuah hotel di Wina, Austria, Selasa, 19 Juni 2018 (foto: AP Photo/Ronald Zak)

Para menteri energi OPEC haris Kamis optimistis mereka mendekati kompromi mengenai kebijakan produksi minyak, dengan Arab Saudi mengakui bahwa kenaikan besar produksi "secara politik tidak bisa diterima" bagi musuh bebuyutannya Iran sementara Iran mengatakan "siap mencapai kesepakatan."

OPEC dan mitra-mitra non-OPEC akan mengadakan pembicaraan penting di Wina, hari Jumat dan Sabtu untuk memutuskan nasib perjanjian pemangkasan pasokan selama 18 bulan yang sudah mengatasi kelebihan minyak global dan mengangkat harga minyak mentah menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun.

Arab Saudi, yang didukung oleh non-anggota OPEC, Rusia, sekarang berpacu untuk meyakinkan aliansi agar kembali meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang meningkat di paruh kedua tahun 2018.

Menambah satu juta barel lagi per hari ke pasar "terdengar seperti target yang tepat untuk dibahas", kata Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih pada seminar yang diselenggarakan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

IRAN saingan regional OPEC sangat menentang pemangkasan produksi yang disepakati itu, karena industri minyaknya menghadapi sanksi baru setelah keputusan Presiden AS Donald Trump mundur dari Perjanjian Nuklir Iran.

Namun, menteri perminyakan Iran Kamis sore mengatakan negara itu siap untuk mencapai kesepakatan.

"Kita akan berunding, kami siap untuk sebuah kesepakatan," kata Bijan Namdar Zanganeh.

Beberapa anggota OPEC lainnya, termasuk Venezuela dan Irak, juga menentang perubahan besar pada perjanjian 18 bulan itu karena mereka tidak segera bisa meningkatkan produksi. [my/al]

XS
SM
MD
LG