Tautan-tautan Akses

OKI akan Bantu Wujudkan Perdamaian di Afghanistan


Sekjen OKI, Yousef Al Othaimeen
Sekjen OKI, Yousef Al Othaimeen

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) hari Minggu (22/8) berjanji akan membantu mewujudkan perdamaian di Afghanistan. Organisasi itu memperingatkan agar para pemimpin masa depan Afghanistan tidak lagi melindungi ‘organisasi teroris’; dan mengimbau dialog yang inklusif guna menyelesaikan krisis setelah kekuasaan di negara itu kembali diambil alih Taliban.

OKI mendesak agar "pemimpin mendatang Afghanistan" dan masyarakat internasional bekerja sama untuk memastikan bahwa Afghanistan tidak pernah lagi digunakan sebagai tempat yang aman bagi "teroris". Organisasi itu, yang berbasis di Jeddah, mengatakan akan mengirim utusan ke Afghanistan untuk menekankan pentingnya "perdamaian, stabilitas, dan rekonsiliasi nasional".

"Organisasi teroris tidak boleh bercokol di Afghanistan," kata komunike terakhir, yang dirilis setelah pertemuan khusus. Arab Saudi meminta pertemuan tersebut untuk membahas situasi di negara yang dilanda perang itu.

Seruan dan keputusan OKI itu umumnya bersifat simbolis, tetapi menunjukkan ketidakpercayaan terhadap Taliban yang kembali menguasai Afghanistan pekan lalu, dan betapa sebagian negara Muslim prihatin akan kenyataan baru di Afghanistan.

OKI juga mengkhawatirkan situasi kemanusiaan di Afghanistan dengan melonjaknya jumlah orang yang terlantar dan mengungsi.

Sekjen OKI Yousef Al Othaimeen mengatakan, "Sumber-sumber menyebutkan bahwa banyak pembunuhan dan cedera terjadi sebagai akibat serangan terhadap warga sipil. Di ibu kota, banyak orang terlantar setelah mengungsi dari pertempuran di provinsi-provinsi di sana. Akibatnya, kita saksikan kebutuhan bantuan kemanusiaan meningkat dan dampak perang yang parah pada perempuan dan anak-anak, kelompok yang paling rentan dalam masa krisis ini."

Warga Afghanistan mengungsi ke Pakistan memasuki perbatasan di Chaman, Pakistan pasca pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban, Minggu (22/8).
Warga Afghanistan mengungsi ke Pakistan memasuki perbatasan di Chaman, Pakistan pasca pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban, Minggu (22/8).

OKI "mengimbau anggota, lembaga keuangan Islam, dan mitra-mitranya agar bertindak cepat memberi bantuan kemanusiaan di daerah-daerah yang paling membutuhkan dan mendesak."

Dalam rilisnya, OKI juga meminta pihak-pihak di Afghanistan agar menyelesaikan perbedaan mereka "secara damai".

Wakil Arab Saudi untuk OKI Saleh Al Suhaibani mengatakan, “Rakyat Afghanistan telah banyak menderita akibat perang. Negara itu kehilangan banyak nyawa orang-orang yang tidak bersalah. Kini saatnya bagi rakyat Afghanistan dari semua sekte dan komponen untuk hidup dalam damai dan aman."

Organisasi multinasional lainnya telah mengindikasikan akan bersidang untuk membahas cara mengatasi situasi di Afghanistan. Salah satunya adalah kelompok tujuh negara industri atau G7.

OKI akan Bantu Wujudkan Perdamaian di Afghanistan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:59 0:00


Taliban pertama kali memerintah Afghanistan antara tahun 1996 dan 2001. Dalam masa itu mereka melindungi pemimpin al-Qaida, Osama bin Laden. al-Qaida mengaku bertanggung jawab atas serangan 11 September 2001 di Amerika yang merenggut 3.000 nyawa.

Sekutu Barat menghadapi kritik keras atas penanganan mereka terhadap krisis, yang tampak dari kekacauan yang timbul ketika ribuan orang Afghanistan dan orang asing berusaha keluar dari Kabul setelah Taliban merebut ibu kota. [ka/jm]

XS
SM
MD
LG