Tautan-tautan Akses

Taliban Bahas Pembentukan Pemerintahan "Islami yang Inklusif"


Mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai didampingi oleh utusan utama pemerintah lama bertemu dengan delegasi Taliban dalam foto yang diunggah pada 19 Agustus 2021. (Foto: Dr Abdullah Abdullah/Facebook via Reuters)
Mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai didampingi oleh utusan utama pemerintah lama bertemu dengan delegasi Taliban dalam foto yang diunggah pada 19 Agustus 2021. (Foto: Dr Abdullah Abdullah/Facebook via Reuters)

Seminggu setelah merebut kekuasaan di Afghanistan, para pemimpin pemberontak Taliban masih melakukan perundingan internal dan pertemuan dengan para mantan saingan untuk membentuk "pemerintahan Islami yang inklusif" seperti yang telah mereka janjikan.

Para pejabat Taliban di Kabul, mengatakan pada Sabtu (21/8) bahwa kerangka kerja pembentukan pemerintahan baru itu akan diumumkan segera.

Mohamad Naeem, juru bicara politik Taliban mengatakan bahwa para pemimpin Taliban senior mengadakan pertemuan baru pada Sabtu (21/8) dengan para tokoh terkemuka di Obu Kota Afghanistan untuk bertukar pendapat mengenai sistem pemerintahan di masa depan.

Dia mengutip seorang pemimpin senior, Shahabuddin Dilawar, yang mengatakan Taliban menginginkan "sistem pusat kuat yang menghormati supremasi hukum, bebas dari korupsi dan setiap warga berpeluang untuk mengabdi kepada negara dan bangsa."

Taliban membuka dialog politik setelah mengeluarkan amnesti bagi semua yang pernah mengabdi atau menjadi bagian dari bekas pemerintahan Afghanistan. [vm/ft]

XS
SM
MD
LG