Negara-negara Barat dan Arab berjanji akan menyumbang 1,5 miliar dolar untuk meringankan krisis finansial Sudan. Janji tersebut disampaikan dalam suatu konferensi daring yang diselenggarakan Jerman.
Acara hari Kamis (26/6) itu, dimaksudkan untuk membantu pemerintah peralihan Sudan melangkah menuju demokrasi, menyusul digulingkannya pemimpin lama Sudan, Omar al-Bashir, tahun lalu.
PM Abdalla Hamdok, yang berbagi kekuasaan dengan militer, mengatakan, negaranya sangat membutuhkan bantuan internasional.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan janji itu bukanlah soal kedermawanan. Menurutnya, ini bukan hanya karena rakyat Sudan patut mendapatkannya, melainkan karena dunia memerlukan Sudan yang demokratis dan stabil. Ia menambahkan ini merupakan faktor demokrasi dan stabilitas di Afrika dan di Timur Tengah yang lebih luas.
Menurut panitia penyelenggara acara tersebut, Uni Eropa, AS, Jerman, Perancis dan Inggris menjanjikan ratusan juta dolar untuk berbagai program kemanusiaan dan pembangunan. Arab Saudi, yang menyatakan menyumbang 500 juta dolar untuk Sudan setahun ini, hanya menjanjikan sumbangan 10 juta dolar. Uni Emirat Arab menyumbang 50 juta dolar.
Sudan berjuang keras untuk tetap memiliki cukup dana sejak kehilangan banyak sumber daya minyaknya setelah Sudan Selatan memisahkan diri pada tahun 2011.
Penetapan AS bahwa Sudan adalah negara yang mensponsori terorisme di bawah pemerintahan Omar al-Bashir juga mungkin menghambat peluang negara itu dalam menarik dukungan finansial internasional. [uh/ab]
