Tautan-tautan Akses

NCOF : 10 Perempuan Dibunuh Setiap Hari di Meksiko


Seorang kerabat Angelica Ramirez dan Karla Estevez Ramirez memegang balon dengan gambar keduanya mengikuti unjuk rasa memprotes feminisida atau pembunuhan karena kebencian terhadap perempuan, di Ecatepec, Meksiko, 6 Oktober 2019.(Foto: AP)
Seorang kerabat Angelica Ramirez dan Karla Estevez Ramirez memegang balon dengan gambar keduanya mengikuti unjuk rasa memprotes feminisida atau pembunuhan karena kebencian terhadap perempuan, di Ecatepec, Meksiko, 6 Oktober 2019.(Foto: AP)

Sebuah karavan peringatan, Minggu (6/10), melintas di jalan-jalan Ecatepec membawa mawar putih. Karavan itu untuk mengenang seorang anak perempuan berusia dua tahun yang dipukuli hingga tewas dan kemudian ditinggalkan di trotoar jalan di pinggiran Kota Meksiko. Anak perempuan itu adalah satu dari banyak korban yang tewas di negara yang terkenal sangat berbahaya bagi perempuan itu.

National Citizen’s Observatory of Feminicide (NCOF) mengatakan rata-rata sekitar sepuluh perempuan tewas dibunuh setiap hari di Meksiko, yang biasanya dilakukan setelah serangan seksual. Hal ini menjadikan Meksiko, negara yang paling kejam terhadap perempuan.

Dibandingkan kota-kota lain di Meksiko, Ecatepec, suatu komunitas kelas pekerja yang terdiri dari sekitar 1,7 juta penduduk, telah menghadapi semakin banyak pembunuhan seperti itu dalam beberapa tahun terakhir ini.

“Perempuan di pinggiran, kami terlupakan. Kami hanya data statistik,” ujar Magda Soberones, ibu tiga anak berusia 28 tahun yang juga salah seorang pendiri kelompok yang memimpin prosesi dukacita di Ecatepec. Soberones juga merupakan bagian dari “The Periphery,” band di Kota Meksiko, salah satu kota dengan jumlah penduduk terpadat di dunia, yaitu 22 juta orang.

Kelompok Soberones yang menjuluki band itu sebagai “Women of the Periphery” biasanya tampil untuk menarik perhatian pada aksi kekerasan terhadap perempuan.

Orang-orang berkumpul di pemberhentian pertama karavan itu di mana mayat Samantha yang terbungkus selimut ditinggalkan begitu saja setelah ia dipukuli hingga mati pada Juni lalu.

Pemberhentian karavan berikutnya adalah sebuah monumen untuk salah satu kejahatan paling mengejutkan dan menyakinkan di Meksiko yaitu pembantaian lebih dari selusin perempuan oleh sepasang laki-laki dan perempuan. Juan Carlos Hernandez dan Patricia Martinez, yang ditangkap tahun lalu, mengaku telah membunuh sedikitnya 20 perempuan di Ecatepec. Mereka memutilasi, memakan sebagian tubuh dan kemudian menjual tulang-tulangnya pada suatu sekte agama.

Sejumlah seniman memegang syal merah di atas lilin yang menyala terang. Mereka menyerahkan beberapa bunga anyelir merah pada kerumunan massa dan menggantung rantai boneka kertas dengan tanda tanya tertulis di rok boneka itu di seberang monumen peringatan korban pasangan itu.

Sebagian besar korban pasangan itu masih belum teridentifikasi.

“Jika kita tidak mengatur barisan, kita mungkin menjadi salah satu korban,” ujar Lizeth Flores, salah seorang seniman, kepada kerumunan massa itu. [em/ft]

XS
SM
MD
LG