Tautan-tautan Akses

Natal di Betlehem Dihadiri Banyak Orang


Para anggota marching band Palestina ikut memeriahkan parade untuk merayakan Natal di Lapangan Manger, di luar gereja Nativity, Bethlehem, Tepi Barat, Senin (24/12).
Para anggota marching band Palestina ikut memeriahkan parade untuk merayakan Natal di Lapangan Manger, di luar gereja Nativity, Bethlehem, Tepi Barat, Senin (24/12).

Perayaan Natal berlangsung di kota Betlehem, Tepi Barat, diselenggarakan oleh Otoritas Palestina. Acara ini adalah awal kemeriahan untuk perayaan Natal di Betlehem, di mana anak-anak pramuka Palestina berpawai dengan aksi penuh warna melalui Pelataran Palungan.

Mereka menghadap ke pohon Natal raksasa di depan Church of the Nativity atau Basilika Kelahiran yang dianggap sebagai tempat kelahiran Yesus. Pawai berlangsung di dekat sebuah papan besar bertuliskan, "Berdoalah untuk kebebasan Palestina," sementara orang-orang Palestina dan turis lokal memandang. Para peziarah datang dari seluruh dunia untuk mengunjungi Grotto of the Nativity, Gua Kelahiran Yesus.

Salah satunya Dina Brisken dari negara bagian Ohio, AS.

"Menyadari dan membayangkan bahwa 2.000 tahun yang lalu Yesus dilahirkan di sini, dan dia dipangku oleh Perawan Maria dan Yusuf - sebuah keajaiban terjadi. Sungguh luar biasa. Sungguh menakjubkan. Saya sangat bahagia," ujarnya.

Jumlah orang yang datang jauh lebih besar dari tahun lalu, ketika kerusuhan membuat orang mengurungkan niat untuk pergi ke sana. Orang Palestina melancarkan protes keras setelah Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Walikota Betlehem Anton Salman mengatakan kepada VOA bahwa Yerusalem harus menjadi ibu kota negara Palestina.

"Trump, dengan apa yang dia lakukan, dia kehilangan posisinya sebagai mediator yang jujur. Saya pikir, tidak ada kemungkinan, dengan kebijakannya di Timur Tengah, bahwa perdamaian akan menang atau proses perdamaian akan aktif lagi," tandas Salman.

Namun, di kota kecil Tepi Barat ini, harapan tetap abadi.

"Betlehem selalu memiliki pesan kepada dunia yang dibangun berdasarkan harapan dan menantikan perdamaian dan keadilan," tambahnya.

Di Tanah Suci itu, agama dan politik tidak pernah berjauhan. [as]

XS
SM
MD
LG