"The Dig" merupakan film yang diadaptasi dari kisah nyata. Dikisahkan, tepat sebelum pecahnya Perang Dunia II, seorang arkeolog tak terkenal disewa oleh seorang perempuan setempat untuk menggali tanahnya di sebuah kota kecil di Inggris. Perempuan itu berpikir, jangan-jangan formasi aneh di lahannya menyimpan sisa-sisa peninggalan Viking.
Ternyata, apa yang berada di dalam tanah di lahan itu jauh lebih signifikan daripada yang bisa mereka bayangkan. Yang terkubur di lahan Sutton Hoo itu sebenarnya adalah sebuah kapal yang dapat mengungkap pemahaman yang lebih dalam tentang kecanggihan peradaban manusia pada periode awal Anglo-Saxon.
"The Dig" adalah hasil adaptasi penulis skenario Moira Buffini untuk novel berjudul sama karya John Preston, dan diarahkan oleh sutradara Simon Stone. Aktris Carey Mulligan berperan sebagai pemilik tanah di Sutton Hoo bernama Edith Pretty, seorang janda kaya, ibu seorang anak, dan arkeolog amatir yang memiliki firasat aneh terkait salah satu gundukan di lahannya.
Mulligan mengatakan penggalian dalam film ini tidak hanya memiliki arti harfiah melainkan juga berfungsi sebagai metafora untuk karakter-karakter yang muncul dalam film itu, yang berjuang mengatasi konflik internal dan emosi yang tertekan.
"Menggali. Ini seperti evaluasi diri. Bagaimana kita menjalani hidup? Apa yang kita rindukan dari kehidupan sebelumnya? Mereka mencari sesuatu lewat kapal ini. Mereka semua mencari, mereka mencari ketenaran, mereka mencari pengakuan, mereka mencari sesuatu yang bisa diwariskan untuk generasi berikutnya, mereka mencari jawaban. Saya pikir semua orang karena pandemi selama setahun ini mengevaluasi kembali apa yang menjadi prioritas dalam hidup mereka,” kata Mulligan.
Kisah dalam film ini juga bergulir tepat menjelang Inggris mengumumkan perang, atau tepatnya September 1939. Pria yang dipilih oleh karakter Mulligan untuk pekerjaan menggali ini adalah arkeolog bernama Basil Brown, yang diperankan oleh Ralph Fiennes. Menurut aktor itu, setting waktu menjelang perang ini sangat relevan dengan situasi saat ini, sewaktu dunia berperang mengatasi wabah virus corona.
"Penonton bisa menyelami film ini karena konteksnya adalah negara dalam keadaan krisis atau sedang berperang. Kita memang tidak sedang berperang dalam artian harfiah, kita sedang berperang melawan virus. Ada ketidakpastian sosial dan ada kecemasan sosial. Semua itu menjadi latar belakang film ini. Film ini adalah bagian dari kehidupan yang kita jalani saat ini," komentar Fiennes.
"Tentu saja ada banyak hal positif dalam film ini, seperti penemuan yang berarti tentang masa lalu, yang membuat kita berpikir betapa berartinya kehidupan kita saat ini. Menurut saya ini adalah film tentang usaha manusia dalam menghadapi krisis. Dan saya pikir itu bisa lebih dipahami penonton pada saat seperti sekarang ini,” imbuhnya.
"The Dig" diputar di layanan streaming Netflix mulai 29 Januari. [ab/uh]