Tautan-tautan Akses

Laksamana Mullen: Hubungan AS-China, Hubungan Bilateral Terpenting Abad Ini


Laksamana (purn.) Michael Mullen, mantan ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika
Laksamana (purn.) Michael Mullen, mantan ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika

Mulai dari pertemuan AS-Korea Utara yang dinanti-nantikan sampai keprihatinan perang dagang dengan China dan lainnya, Amerika menghadapi beberapa tantangan kebijakan luar negeri dengan tim keamanan nasional Gedung Putih yang sedang dalam masa transisi.

Pada acara "Plugged In With Greta Van Susteren,"edisi minggu ini beberapa ahli, termasuk pensiunan Laksamana (purn.) Michael Mullen, mantan ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika, membahas tantangan tersebut dan apa artinya bagi kebijakan luar negeri AS ke depan.

Sementara percekcokan perdagangan antara Amerika dan China berlanjut, mantan kepala Staf Gabungan Laksamana Michael Mullen menyebut China sebagai raksasa yang sedang tumbuh, mengatakan kepada wartawan VOA Greta Van Susteren bahwa pertumbuhannya adalah kunci bagaimana dunia dibentuk.

“Bagaimana China tumbuh dan apa hubungan kita dalam jangka panjang, sangat penting jika hubungan itu konstruktif. Jika kita bisa memiliki hubungan yang konstruktif dengan mereka, maka saya kira itu baik bagi dunia. Jika hubungan destruktif maka saya kira benar-benar buruk bagi dunia, dan itulah yang harus kita atasi. Saya percaya hubungan bilateral paling penting secara global pada abad ini, adalah hubungan antara AS dan China,” kata Mullen.

Perairan China Selatan masih disengketakan dengan negara-negara seperti Jepang dan Filipina meminta bantuan Amerika untuk menolak ekspansi maritim China.

Baca juga: China Tingkatkan Aktivitas Militer di Laut China Selatan

Daniel Twining, yang sebelumnya menjadi penasehat kebijakan luar negeri Menlu Condoleeza Rice mengatakan dominasi China di kawasan itu membahayakan ekonomi dunia.

“China ingin mengglobal. China ingin menyebar keluar Asia, sejalan dengan waktu ingin memisahkan AS dan sekutunya. Kita harus sangat mencermati hal itu,” ujar Twining.

Joshua Walker, yang mengepalai program strategis global di Eurasia Group, mengatakan kepentingan China bersifat ekonomi dan militer.

"Jika jalur laut itu dikuasai China, pada dasarnya itu membuyarkan seluruh aturan kebebasan internasional yang ditetapkan Amerika Serikat setelah Perang Dunia II. Yang menarik adalah strategi AS sekarang ini berusaha menghubungkan India dan Jepang sebagai titik penting di Indo-Pasifik dan menyatukan semua sekutu kita,” tukas Walker.

Sebagian mengatakan kebangkitan ekonomi China sebagian karena kekosongan kepemimpinan di panggung dunia.

"Orang-orang yang menentukan saat ini adalah Xi Jinping dan Putin, dan sejauh yang saya ketahui mereka adalah orang yang salah," ujar Mullen.

Bulan lalu, anggota parlemen China memilih untuk menghapus batas masa jabatan presiden, membuka jalan bagi Presiden Xi untuk memerintah tanpa batas waktu. Setelah terpilih kembali, Presiden Rusia Putin akan tetap menjabat selama enam tahun ke depan. [my/al]

XS
SM
MD
LG