Tautan-tautan Akses

2030, Mitsui & Co akan Jual Semua Saham di PLTU Batu Bara


Orang-orang berjalan melewati logo perusahaan perdagangan Jepang Mitsui & Co di Tokyo, Jepang, 10 Januari 2018. (Foto: REUTERS/Toru Hana)
Orang-orang berjalan melewati logo perusahaan perdagangan Jepang Mitsui & Co di Tokyo, Jepang, 10 Januari 2018. (Foto: REUTERS/Toru Hana)

Kepala Eksekutif perusahaan perdagangan Jepang, Mitsui & Co Ltd, mengatakan pihaknya berencana untuk menjual sisa kepemilikannya di sektor pembangkit listrik tenaga batu bara pada akhir 2030. Korporasi akan meninggalkan batu bara dan beralih ke bahan bakar gas untuk membantu mencapai target emisi nol persen tahun 2050.

“Kami masih memiliki saham di pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia, China, Malaysia dan Maroko, tetapi tujuan kami adalah menjadikannya nol pada tahun 2030,” kata CEO Mitsui Tatsuo Yasunaga dalam sebuah wawancara dengen Reuters, Jumat (9/10).

Komentar tersebut muncul saat perusahaan di seluruh dunia beralih dari batu bara untuk mengurangi emisi karbon dioksida yang berbahaya dan memperlambat perubahan iklim.

Mitsui, yang menghasilkan sekitar dua pertiga keuntungan dari energi dan logam, juga beralih dari minyak.

“Dengan adanya krisis Covid-19, kami telah menunda investasi dalam beberapa kesepakatan hulu minyak, tetapi proyek gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) kami berjalan sesuai rencana,” katanya.

Mitsui memiliki 78 ribu barel per hari (bpd) minyak mentah dan 181 ribu bpd gas setara minyak. Produksi minyak mentah Mitsui akan turun pada 2030, kata Yasunaga.

“Energi terbarukan tidak dapat menggantikan semua sumber daya lainnya dalam satu gerakan. Gas berjalan baik dengan energi terbarukan yang mudah menguap karena pembangkit listrik berbahan bakar gas mudah dinyalakan dan dimatikan,” katanya. Yasunaga menambahkan Mitsui juga tertarik pada energi yang lebih bersih, seperti pembangkit listrik tenaga bayu (angin) di lepas pantai​ dan proyek hidrogen.

Di luar sektor energi dan sumber daya, Mitsui juga bergerak pada sektor perawatan kesehatan, terutama melalui operator rumah sakit Malaysia IHH Healthcare dengan kepemilikan 32,9 persen saham.

“Pandemi telah membantu menyebarkan diagnosis virtual dan layanan lainnya di Singapura dan Malaysia, membantu rencana kami menggunakan data untuk menyediakan layanan baru, termasuk nutrisi dan pencegahan penyakit,” katanya. [ah/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG