Tautan-tautan Akses

MER-C Sesalkan Penembakan Tewas Aktivis Dokter


Anggota polisi anti-terorisme Densus 88 dalam aksi penggeledahan sebuah rumah di Surabaya, Jawa Timur, pada 19 Juni 2017. (AFP/JUNI KRISWANTO/ilustrasi)
Anggota polisi anti-terorisme Densus 88 dalam aksi penggeledahan sebuah rumah di Surabaya, Jawa Timur, pada 19 Juni 2017. (AFP/JUNI KRISWANTO/ilustrasi)

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) Indonesia menyesalkan penembakan terhadap Sunardi, dokter yang juga aktifis kemanusiaan dan Pendiri Lembaga Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). Sunardi tewas tertembak oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 atas dugaan terorisme pada Rabu (9/3).

Penembakan tewas di tempat tanpa proses peradilan, kata Ketua Presidium MER-C Dr. Sarbini Abdul Murad dalam press rilis yang dikirim ke VOA, adalah pelanggaran HAM karena tidak mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Tindakan itu, kata Sarbini, harus dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk itu, demi kemanusiaan dan penghormatan terhadap HAM, MER-C meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk melakukan investigasi dan verifikasi atas insiden ini. Hasil investigasi agar disampaikan kepada publik sehingga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam benak masyarakat.

Aparat, dalam hal ini Densus 88, kata MER-C dalam pernyataan yang ditandatangani, seharusnya bisa bertindak lebih persuasif kepada orang-orang yang masih terduga terorisme. Apalagi dr. Sunardi adalah dokter yang akan bertindak kooperatif apabila Densus 88 melakukan pendekatan persuasif, tidak menganggap penjahat dan menjadi sasaran penembakan di luar mekanisme hukum.

MER-C Indonesia menyampaikan duka dan keprihatinan yang mendalam atas insiden penembakan sejawat, dr. Sunardi. Organisasi itu berharap kejadian serupa tidak terulang dan tidak dilakukan lagi oleh aparat dengan dalih apapun. [ka/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG