Tautan-tautan Akses

Menteri ESDM: Subsidi Meningkat, Harga BBM dan TDL Harusnya Naik


Menteri ESDM Jero Wacik menilai bahwa kenaikan harga BBM dan TDL sudah sepantasnya diberlakukan mengingat makin besarnya subsidi energi (foto: dok).
Menteri ESDM Jero Wacik menilai bahwa kenaikan harga BBM dan TDL sudah sepantasnya diberlakukan mengingat makin besarnya subsidi energi (foto: dok).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik menilai dengan terus meningkatnya subsidi energi, maka harga BBM dan TDL seharusnya dinaikkan.

Pemerintah menilai dengan terus meningkatnya subsidi energi maka kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM dan tarif dasar listrik atau TDL seharusnya diberlakukan dan dapat diterima masyarakat. Demikian ditegaskan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM, Jero Wacik.

Sementara, menurut pengamat kebijakan publik, Andrinov Chaniago, kenaikan harga BBM dan TDL sebaiknya dilakukan secara bertahap agar masyarakat tidak merasa terlampau terbebani.

Kepada VoA di Jakarta, Rabu, Andrinov Chaniago berpendapat pemerintah harus segera memprioritaskan pembangunan infrastruktur terkait pengadaan bahan bakar gas atau BBG. Menurutnya keluhan pemerintah mengenai beban anggaran subsidi BBM serta rencana meningkatkan produksi gas karena mulai tahun depan akan diandalkan bagi pendapatan negara sekaligus upaya menekan ketergantungan terhadap minyak, akan sia-sia tanpa diimbangi infrastruktur memadai.

Andrinov mengatakan, “Pemerintah ya betul-betul mempercepat pembangunan infrastruktur ke BBG, jelas gitu apa yang sedang dibuat, kapan, berapa ribu unit akan tersedia, bagaimana kalau mau mengharapkan masyarakat pengguna kendaraan pribadi beralih ke BBG kalau infrastrukturnya tidak siap, kalau masyarakat melihat bus-bus diharuskan pakai BBG saja masih antri panjang, taksi yang pakai BBG saja sekarang berhenti pakai BBG kembali ke premium, nah bagaimana dengan masyarakat yang akan disuruh beralih, kalau yang membutuhkan infrastruktur itu harus cepat disediakan.”

Sebelumnya Menteri ESDM, Jero Wacik menegaskan, semakin tinggi subsidi energi juga akan semakin menjadi beban bagi anggaran negara.

Demo menolak rencana kenaikan BBM di Jakarta (foto: dok). Kenaikan harga BBM menjadi pilihan kebijakan yang sulit bagi pemerintah.
Demo menolak rencana kenaikan BBM di Jakarta (foto: dok). Kenaikan harga BBM menjadi pilihan kebijakan yang sulit bagi pemerintah.
“Subsidi sudah di sekitar angka 300 triliun, BBM 200 an, listrik hampir 100, itu yang paling mudah menurunkan subsidi adalah naikkan harga BBM dan naikkan harga listrik, tapi kan kita sekarang itu yang agak sulit dilakukan, menaikkan BBM saban nyebut saja sudah tegang, secara logika memang musti naik itu BBM kita, kalau ndak naik pasti beratlah, penyelundupan pasti banyak di seberang situ sudah harganya 10 ribu disini 4.500 ya dicurilah,” ungkap Jero Wacik.

Menurut pengamat ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI, Latif Adam, pemerintah sering membuat kebijakan tanpa diimbangi kebijakan lainnya. Ia memberi contoh kenaikan harga BBM dan TDL akan dapat diterima masyarakat jika pemerintah juga peduli dengan kebutuhan lain yang diinginkan masyarakat seperti perbaikan infrastruktur diantaranya jalan dan perbaikan pelayanan transportasi umum.

“Satu kebijakan itu pasti ada permasalahannya, nah permasalahan itu kan seharusnya di off set sama kebijakan yang lain,” ujar Latif Adam.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RABN 2013 pemerintah merencanakan alokasi anggaran subsidi sebesar Rp 316, 1 triliun dan Rp 274,7 triliun diantaranya untuk subsidi energi. Anggaran subsidi energi tersebut naik dibanding anggaran subsidi energi tahun ini sebesar Rp 225 triliun.

Hingga saat ini pemerintah belum memastikan waktu yang dinilai tepat untuk menaikkan harga BBM setelah April lalu pemerintah gagal menaikkan harga BBM karena ditolak DPR RI. Saat itu DPR justeru menyetujui tambahan anggaran untuk subsidi energi tahun ini dari semula sebesar Rp 202,4 triliun menjadi Rp 225 triliun.

Recommended

XS
SM
MD
LG