Tautan-tautan Akses

Menlu Pompeo Puji Langkah Inggris terhadap China


Menlu AS Mike Pompeo (kiri) dalam konferensi pers bersama Menlu Inggris Dominic Raab di London, Selasa (21/7).
Menlu AS Mike Pompeo (kiri) dalam konferensi pers bersama Menlu Inggris Dominic Raab di London, Selasa (21/7).

Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo memuji langkah yang diambil pemerintah Inggris terhadap China, termasuk kebijakan penangguhan perjanjian ekstradisi dengan Hong Kong dan larangan terhadap Huawei untuk ikut membangun jaringan 5G di masa depan.

Pujian ini disampaikan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo setelah melangsungkan pembicaraan secara “blak-blakan” dengan mitranya, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, di London, hari Selasa (21/7), di tengah meningkatnya ketegangan antara negara-negara Barat dan China.

Pompeo menggunakan kesempatan itu untuk mengkritisi China, yang dinilainya telah menggunakan pandemi virus corona untuk “memajukan kepentingannya sendiri” dan menyebut pemerintahan Partai Komunis China “bermuka dua.”

“Atas nama rakyat Amerika, saya ingin menyampaikan belasungkawa pada rakyat Inggris yang meninggal akibat pandemi yang dapat dicegah ini. Eksploitasi yang dilakukan Partai Komunis China CCP terhadap bencana ini untuk memajukan kepentingan mereka sendiri, merupakan hal yang sangat memalukan. Dibandingkan membantu dunia, Sekjen CCP Xi Jinping justru bermuka dua,” katanya.

Dalam kesempatan itu Pompeo juga menyinggung soal keputusan Inggris terhadap Huawei, dan menyebut “keputusan berdaulat Inggris untuk melarang Huawei ikut membangun jaringan masa depan 5G di masa depan,” sebagai sesuatu yang “sangat baik.”

“Inggris telah membuat keputusan berdaulat dengan melarang Huawei ikut membangun jaringan 5G di masa depan. Inggris telah ikut bergabung bersama negara-negara bebas lainnya, mengecam janji-janji China dalam perjanjian Inggris yang tidak ditepati," ujar Pompeo.

Pernyataan Pompeo itu hanya berselang beberapa jam setelah Inggris menangguhkan perjanjian ekstradisi dan memblokir penjualan senjata ke Hong Kong, setelah China memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru yang tegas. Kebijakan ini memicu kemarahan China.

Duta Besar China Untuk Inggris Liu Xiaoming, lewat Twitter, mengingatkan bahwa Inggris “sedianya siap menanggung konsekuensi memburuknya hubungan bilateral kedua negara.”

Lu Xiaoming menggambarkan tindakan baru itu sebagai campur tangan kotor Inggris terhadap urusan dalam negeri China.

Beberapa hari sebelumnya China mengumumkan akan memberlakukan tindakan pembalasan terhadap individu dan entitas Amerika setelah Presiden Donald Trump menandatangani Undang-Undang Otonomi Hong Kong dan mengakhiri status perdagangan khusus kawasan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan UU itu melanggar hukum internasional dan merupakan bentuk campur tangan kotor terhadap urusan dalam negeri China. “Kami menyerukan Amerika untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya, menahan diri untuk memberlakukan apa yang disebut sebagai “UU Otonomi Hong Kong” dan berhenti melakukan campur tangan dalam bentuk apapun terhadap urusan dalam negeri China, termasuk soal Hong Kong. Jika Amerika bersikeras tetap melakukan hal-hal itu, China akan menanggapi dengan keras.”

Beijing mengatakan negara-negara Barat, khususnya Amerika, dicekam oleh histeria anti-China dan pemikiran penjajah tentang negara komunis itu.

China, yang tingkat perekonomiannya mencapai 15 triliun dolar atau lima kali lebih besar dibanding Inggris, mengatakan keputusan untuk mengecualikan Huawai, perusahaan peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, justru akan merugikan perekonomian Inggris, memundurkan perdagangan dan menyurutkan investasi.

Dalam lawatannya ke London ini, Pompeo juga dijadwalkan bertemu dengan aktivis demokrasi Nathan Law dan gubernur terakhir Inggris di Hong Kong Chris Patten. [em/jm]

XS
SM
MD
LG