Tautan-tautan Akses

Menkes: Tingkat Kepedulian Masyarakat Indonesia pada Kesehatan Rendah


Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek, saat menghadiri Kongres Nasional PERHATI-KL di Solo, 25 Agustus 2016 (Foto: VOA/Yudha)
Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek, saat menghadiri Kongres Nasional PERHATI-KL di Solo, 25 Agustus 2016 (Foto: VOA/Yudha)

Di tengah ancaman penyakit menular di dunia, Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Moeloek mengungkapkan hanya 20 persen masyarakat Indonesia yang peduli akan pentingnya kesehatan.

Pemerintah bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis mengirim tenaga medis berbagai spesialisi ke daerah-daerah pelosok dan perbatasan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan.

Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Farid Moeloek, mengatakan ancaman penyakit menular menyebar ke berbagai penjuru dunia. Ketika meresmikan Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorok - Bedah Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL) di Solo, Kamis siang (25/8) Menkes menyebutkan virus Zika, TBC, demam kuning, dan sebagainya.

Menkes Djuwita juga menyebutkan masalah rendahnya kepedulian warga pada kesehatan, temuan peredaran vaksin palsu dan perokok usia anak menjadi ancaman dari dalam negeri. Djuwita mengungkapkan layanan kesehatan belum merata di Indonesia dan perlu penguatan peran puskesmas maupun tenaga medis di daerah untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kepedulian pada kesehatan.

“Masyarakat Indonesia kita harapkan sadar akan menjaga kesehatan. Hasil evaluasi kami menyebutkan hanya 20 persen dari jumlah warga di Indonesia yang peduli dan sadar pentingnya kesehatan. Dan masalah lain yang timbul dan sudah terjadi saat ini yaitu kurangnya sumber daya manusia di bidang kesehatan. Distribusi dokter spesialis, dokter umum, ataupun tenaga kesehatan yang lain memang belum merata secara nasional. Masih banyak yang terpusat di kota-kota besar. Masih banyak masyarakat di pelosok daerah atau perbatasan lintas negara di Indonesia yang belum mendapat keadilan pelayanan kesehatan," jelas Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Moeloek.

"Kami dari Kementerian Kesehatan sudah menggandeng perhimpunan tenaga kesehatan maupun dokter spesialis, ada lima yaitu kebidanan, anak, bedah, dan anestesi. Lima perhimpunan ini sudah menyatakan akan mendistribusikan dokter yang baru lulus spesialisnya di bidang tersebut ke kabupaten/kota di daerah yang lebih pelosok atau pedalaman dan ini tinggal menunggu Inpres atau surat resmi Instruksi Presiden. Dokter yang lulus spesialis ini akan menjalani satu tahun pengabdian di daerah pelosok,” lanjutnya.

Lebih lanjut Menkes menambahkan dokter yang melayani masyarakat di layanan primer puskesmas akan ditingkatkan kompetensinya untuk mengatasi 155 jenis penyakit sebelum memberikan rujukan ke rumah sakit.

Dalam kesempatan tersebut, Menkes Nila juga mencontohkan hal sederhana mengenai kurang pedulinya masyarakat pada kesehatan telinga, terutama pada anak-anak. Banyak orang tua yang enggan membersihkan kotoran di telinga anak sehingga menyebabkan pendengaran anak menjadi berkurang.

Kementerian Kesehatan saat ini juga memantau kondisi kesehatan para jemaah calon haji dari berbagai daerah di Indonesia yang berada di Arab Saudi dan mewaspadai ancaman penyebaran virus Mers CoV maupun kondisi kesehatan para atlet Indonesia yang mengikuti Olimpiade di Brazil untuk mewaspadai ancaman penyebaran virus Zika.

Sementara itu, ketua umum Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher (PERHATI-KL), Ratna Dwi Restuti mengatakan hampir separuh populasi masyarakat Indonesia tidak peduli akan kesehatan telinga dan hampir empat persen mengalami infeksi telinga.

Menkes: Tingkat Kepedulian Masyarakat Indonesia pada Kesehatan Rendah
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:55 0:00

“Sekitar 3,8 persen populasi warga Indonesia mengalami infeksi telinga, sedangkan tingkat kepedulian warga pada kebersihan telinga mencapai separuh populasi, tergantung kondisi daerah, semakin terbelakang suatu daerah, semakin banyak warganya yang kurang peduli akan kebersihan telinga. Ini untuk hal sederhana tentang kepedulian membersihkan telinga,” jelas ketua umum Perhati KL-Ratna Dwi Restuti. [ys/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG