Tautan-tautan Akses

Menjadi Animator Film Hollywood, Ronny Gani Harus Bisa Jaga Rahasia


Ronny Gani
Ronny Gani

Menjadi animator untuk film-film Box Office Hollywood tidak hanya ditantang untuk menuangkan kreasi dalam berkarya saja, namun juga harus bisa menjaga rahasia dari proyek dan cerita film yang tengah dikerjakan. Kamu tertarik ingin jadi animator?

Menjadi animator untuk film-film Box Office Hollywood adalah salah satu profesi yang diminati. Badan pusat statistik tenaga kerja di Amerika memproyeksikan pekerjaan sebagai seniman multimedia dan animator akan tumbuh sebanyak delapan persen dari tahun 2016 hingga 2026, karena meningkatnya permintaan untuk animasi dan efek visual di televisi, film, dan video game.

Sang seniman dan animator pun tentu saja tidak hanya ditantang untuk menuangkan keahlian mereka dalam berkreasi, tetapi juga harus pintar menyimpan rahasia terkait proyek atau cerita dari film yang sedang dikerjakan.

“Iya, jadi untuk industri visual effects atau entertainment in general memang confidentiality itu kita sangat value secara tinggi ya. Kita harus menjaga confidentiality proyek-proyek yang sedang kita kerjakan, jadi kita enggak boleh sama sekali menceritakan apa pun terkait dengan proyek atau film yang kita kerjakan,” papar animator Indonesia di Singapura, Ronny Gani.

VOA Executive Lounge: "Ronny Gani Ikut Garap Avengers: Infinity War" (Bagian 2)
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:09:21 0:00

Sebagai animator senior di perusahaan Industrial Light and Magic yang merupakan anak perusahaan dari Lucas Film, milik sutradara sekaligus produser George Lucas di Singapura, Ronny mengaku hal tersebut sudah menjadi bagian dari profesionalisme di pekerjaannya. Tentu saja akan ada sanksi dari perusahaan bagi yang tidak bisa menjaga rahasia.

“Mungkin mulai dari teguran atau bahkan yang paling keras adalah kita diberhentikan dari perusahaan tersebut," ujar Ronny.

Tidak hanya para animator yang harus bisa menjaga rahasia dari film yang tengah dikerjakan, namun para bintang yang bermain dalam film pun juga tidak boleh membeberkan cerita dalam film yang mereka perankan.

Acara “Marvel Men: Joe and Anthony Russo on Bringing Avengers: Infinity War to the Screen” di Washington, D.C. (Dok: VOA)
Acara “Marvel Men: Joe and Anthony Russo on Bringing Avengers: Infinity War to the Screen” di Washington, D.C. (Dok: VOA)

Dalam sebuah acara bincang-bincang yang diselenggarakan oleh institusi Smithsonian, bertajuk “Marvel Men: Joe and Anthony Russo on Bringing Avengers: Infinity War to the Screen,” yang dihadiri oleh VOA Indonesia di Washington, D.C. belum lama ini, sutradara kakak beradik Joe dan Anthony Russo sempat membahas dengan penonton mengenai aktor pemeran Hulk, Mark Ruffalo, yang tidak sengaja membocorkan akhir dari film “Avengers: Infinity War” sebelum film tersebut dirilis, saat melakukan wawancara dengan sebuah stasiun televisi di Amerika.

Dalam wawancara tersebut Mark Ruffalo secara tidak sengaja menyebutkan bahwa “semuanya tewas.” Omongannya langsung dipotong oleh aktor Don Cheadle yang juga tengah di wawancara bersamanya.

Sunrise Coigney (kiri) dan Mark Ruffalo (kanan) di acara pemutaran perdana "Thor: Ragnarok" di El Capitan Theatre, 10 Oktober 2017, di Los Angeles.
Sunrise Coigney (kiri) dan Mark Ruffalo (kanan) di acara pemutaran perdana "Thor: Ragnarok" di El Capitan Theatre, 10 Oktober 2017, di Los Angeles.

Tidak hanya itu, pada saat pemutaran perdana film “Thor: Ragnarok” di tahun 2017, Mark Ruffalo tidak sengaja melakukan live stream selama 20 menit melalui aplikasi Instagram, karena lupa mematikannya sebelum film dimulai. Walaupun ia menaruh telpon genggamnya di dalam saku celana, para pengikutnya tetap bisa mendengarkan suara dari filmnya dengan jelas.

Sambil bercanda dengan penonton, Joe Russo pun mengatakan bahwa akibat dari semua ini, kini Mark Ruffalo tidak akan diberikan naskah skenario yang lengkap, supaya tidak membocorkan cerita dari film yang belum dirilis.

Film "Avengers: Infinity War"
Film "Avengers: Infinity War"

Film “Avengers: Infinity War” memang merupakan salah satu film Marvel yang paling dinanti oleh para fans. Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para animatornya, seperti Ronny, yang ikut terlibat dalam proses penggarapannya.

“Saya tahu challenge-nya ini sangat besar. Jadinya saya juga mempersiapkan diri untuk memberikan yang terbaik dalam karya-karya saya dan setiap hari waktu ngerjain juga saya terus bilang ke diri saya kalau ‘okay, this is a big one, I have to give all my best and be positive, be creative to push the works to be better and better,’” ujar Ronny yang juga pernah terlibat dalam penggarapan film “The Avengers” tahun 2012 dan “Avengers: Age of Ultron” tahun 2015 lalu.

Sebagai animator senior tugas Ronny dan tim adalah menghidupkan karakter-karakter yang ada dalam film sesuai dengan arahan dari para pembuat film.

“Tiap shot itu karakter-karakter digital tersebut harus mempunyai behavior seperti apa atau attitude atau akting seperti apa, kalau kita ibaratkan dengan aktor ya,” jelasnya.

Sebagai orang yang ikut terlibat dalam penggarapannya dan juga sebagai penonton, Ronny mengaku bahwa film “Avengers: Infinity War” ini sangat luar biasa dan jauh di luar ekspektasinya.

“Sangat merasakan impact dari film tersebut, dari story-nya sangat kena untuk saya sebagai audience,” katanya.

Ronny Gani 2
Ronny Gani 2

Beberapa waktu lalu Ronny juga dipercaya untuk ikut mengerjakan proyek film arahan sutradara kenamaan Steven Spielberg, “Ready Player One,” yang mengangkat tema virtual reality, yang meninggalkan kesan tersendiri baginya.

“Hal yang paling berkesan buat saya adalah bagaimana saya terlibat dalam merealisasikan visi seorang Steven Spielberg gitu ya. Steven Spielberg adalah seorang sutradara yang sudah ternama dan sudah terbukti dalam membuat karya-karyanya terlebih dalam genre science fiction gitu kan. Jadi adalah sebuah kehormatan dan kepuasan sendiri bagi saya untuk bisa terlibat dalam salah satu proyek beliau,” kenang animator yang juga pernah menggarap film Transformers: Age of Extinction, Pacific Rim dan Ant-Man ini .

Saat ditanya mengenai proyek selanjutnya yang tengah ia kerjakan, Ronny mengatakan:

"Nah, ini balik ke confidentiality, saya belum bisa share untuk saat ini," ujarnya sambil tertawa.

Animator film Hollywood, Ronny Gani, saat mengajar lewat kelas online miliknya, 'Bengkel Animasi.'
Animator film Hollywood, Ronny Gani, saat mengajar lewat kelas online miliknya, 'Bengkel Animasi.'

Selain sibuk bekerja sebagai animator, Ronny juga masih terus semangat membagi ilmu animasinya lewat Bengkel Animasi yang ia jalankan sejak tahun 2014 lalu. Para pengajarnya tersebar di berbagai kota di Indonesia dan Singapura.

“Sekarang sudah mulai berkembang, sering (melibatkan) beberapa tim pengajar yang juga supervisor animator dan head of animation department yang aktif masih kerja di industri animasi lokal di Indonesia,” ujarnya.

Melalui bantuan dari para ahli animasi ini, Ronny yakin bisa memberikan dampak yang besar kepada teman-teman yang ingin mempelajari animasi atau bahkan kepada mereka yang ingin terjun ke industri animasi.

Ronny Gani, Animator Indonesia untuk film-film Hollywood (Dok: Ronny Gani)
Ronny Gani, Animator Indonesia untuk film-film Hollywood (Dok: Ronny Gani)

Menurut Ronny, industri animasi pada umumnya tidak terlalu memperhatikan latar belakang pendidikan atau lokasi dimana sang animator berada. Yang penting animator tersebut harus memiliki standar kemampuan yang sesuai dengan kualitas studio atau perusahaan yang dituju.

“Terus mencoba. Terus mengembangkan diri yang pasti dan know that animation industry is really growing in this time. Semakin besar, semakin banyak kesempatannya di international scale atau pun bahkan di lokal yang sejauh saya tahu,” papar lulusan arsitektur dari Universitas Indonesia yang memutuskan untuk banting setir ke dunia animasi ini.

Tidak lupa Ronny mendorong para animator muda untuk terus berusaha mengejar cita-cita mereka jika memang ingin terjun ke dunia animasi, baik dalam bidang penulisan cerita atau penggarapan film itu sendiri yang kini industrinya semakin berkembang pesat.

XS
SM
MD
LG